Wizard Reincarnation Cheat in the Second Round - Chapter 02 Bahasa Indonesia

Posting Komentar
Chapter 2 - Kemerosotan Dunia Setelah 1000 Tahun

Mari kita langsung ke intinya.

Akhirnya Sihir Reinkarnasiku berhasil. Apalagi itu tepat di dunia 1000 tahun ke depan.

“Yosha...!”

Mengetahui hal itu, aku melakukan pose penuh kemenangan dengan mengangkat tangan ke atas layaknya atlet yang habis menang dalam pertandingan dan tentu saja aku lakukan itu dalam batinku karena aku masih bayi.

“Oh ... Akhirnya aku jadi ayah dari anak ini.”

“Lihat, ayah! Kurt-chan punya wajah seperti malaikat, wahh!”

Orang tuaku memeluk dan menggelitik pipiku.

Yah ... Sepertinya aku lahir di dunia ini sebagai putra tertua dari keluarga Repractor.

Nama ayahku adalah Alois dan nama ibuku adalah Emilia.

Dan aku diberi nama Kurt ... lengkapnya Kurt Replactor.

Itu adalah keluarga kelas menengah yang tidak bisa kau sebut sebagai keluarga kaya raya maupun miskin.

Dibesarkan dengan kasih sayang yang begitu kuat dari Emilia dan Alois si orang tua yang agak bodoh hingga aku mencapai 12 tahun, itu adalah kehidupan tanpa masalah khusus setidaknya untuk saat ini.

Namun, hanya ada satu masalah yang mengganjal pikiranku. Yaitu dunia di mana aku bereinkarnasi saat ini.

“Apa yang terjadi pada dunia ini……?”

Aku terkejut dengan buku yang sudah kubaca dan menaruhnya kembali.

Selama 12 tahun ini.

Mungkinkah?

Apakah ada yang aneh?
 
Meskipun aku heran kenapa, tapi baru kali ini aku menyadari keanehan dunia.

Dunia ini bahkan menurun lebih dari waktu ketika aku hidup di 1000 tahun yang lalu atau tepatnya belum lama setelah aku mengaktifkan sihir reinkarnasiku.

Terutama dalam hal teknik sihir. 1000 tahun yang lalu, aku membawa sihir ke puncak revolusi, dan seharusnya semua manusia menerima kemudahan dalam menggunakan sihir.

Namun, di dunia ini, di 1000  tahun kemudian, tampaknya sihir secara khusus dianggap sebagai “hanya beberapa orang berbakat yang dapat menggunakan”.

Ini benar-benar mengejutkan.

Pada masa itu sihir telah mendominasi dalam kehidupan sehari-hari yang mana anak biasa pun bisa menggunakannya secara normal bahkan sebelum revolusi sihir terjadi, tapi apa-apaan sekarang ini?

Di dunia pada masa ini, hampir tidak ada yang bisa menggunakan sihir.

Kemudian, aku juga tidak melihat sejenis alat-alat sihir yang begitu dikembangkan.

“Hhhmm.. Yang benar saja. Apa yang sudah terjadi pada dunia ini...?”

Teknologi sihir macam apa yang telah dikembangkan 1000 tahun kemudian?

Alat sihir praktis macam apa yang digunakan orang-orang di seluruh kota?

Itulah hal-hal yang dengan semangat kunanti-nantikan pada saat aku bereinkarnasi, yang pada akhirnya hanya membuatku kecewa.

..,.Tapi masih terlalu cepat untuk menyimpulkan.

Bagaimanapun juga desa tempat aku dilahirkan adalah desa terpencil.

Mungkin karena itulah kenapa peradaban sihirnya terbelakang dan tentunya hanya di desa sempit ini.

Tapi masih belum pasti bagaimana tepatnya kondisi dunia ini.

“Oh ayah ibu. Aku akan bermain hari ini.”

“Iya, hati-hati ya.”

Ayahku menjawab sambil membaca koran.

“Kurt-chan. Aku sudah bilang padamu berkali-kali tapi lebih baik jangan sampai pergi hutan terdekat ya? Soalnya di sana banyak monster berkeliaran.”

“Un. aku tahu”

Setelah melambaikan tangan pada ibuku yang masih khawatir, aku pun meninggalkan rumah.
 
Tempat yang aku tuju — tentu saja, hutan terdekat tempat para monster hidup yang tak jauh dari desa dan bisa ditempuh hanya dengan berjalan singkat.

(TLN: Eh kurang ajar, durhaka sama ortu lu yah :v)

Seperti yang dikatakan ayah dan ibu — orang-orang di desa telah diperingatkan untuk jangan memasuki hutan itu.
 
Namun, bagiku itu adalah satu-satunya tempat di mana aku bisa mencari kesenangan untuk hari-hari bosanku di desa, yakni “Berburu monster”
 
Biasanya tubuhmu akan hancur jika kau tidak menggunakan sihir saat melawan monster.

“Tetap saja, monster-monster ini tidak bisa menghiburku huh.”

Ketika aku berjalan sambil melontarkan keluhan seperti itu, dari arah depan aku melihat monster tipe serigala yang disebut Wolf.

Akhirnya, untuk hari ini—aku bisa menemukanmu! Semoga beruntung.

“Oops.. Jadi kau mau menyerang duluan ya.”

Begitu Wolf melihatku, dia langsung  bergegas untuk menyerang dengan taringnya.

Jadi dia butuh 2 detik untuk bisa mencapaiku....

Menurutku ini terlalu lambat. Hanya membuatku menguap dan sepertinya bisa kukalahkan dengan mudah sebelum dia sampai ke sini. Karena pertarungan di kehidupanku sebelumnya, kecepatan 0,001 detik adalah normal.

Secara perlahan aku memutuskan untuk membentuk formula sihir
 
Dengan menuangkan kekuatan sihir ke dalam formula sihir yang sudah jadi, maka sihir pun diaktifkan.

Sementara Wolf masih jauh di depan, nyala api berbentuk seperti tombak muncul di hadapanku.

(TLN: Jadi ini si Wolf masih belum nyampe tapi si mc dah duluan membentuk formula sihir, seperti yang dijelaskan si Wolf membutuhkan 2 detik masih dianggap lambat sama mc, wkwkwk)

Itu adalah sihir tingkat rendah yang disebut Fire Pear yang seharusnya sudah cukup untuk mengalahkan makhluk ini.

Tombak api pun melesat cepat ke depan dan langsung menembus Wolf tanpa perlawanan.

*Kyaun!*

Anehnya, Wolf yang telah tertusuk tombak api itu roboh ke tanah sambil mengeluarkan jeritan yang indah.

“Tidak buruk... Ma~ ma~ bahkan dalam kehidupan sebelumnya, kebanyakan monster melihatku dan melarikan diri, jadi aku hargai dirimu kawan.”

Saat aku mencoba mendekati Wolf yang jatuh, lebih dari lusinan Wolf muncul dan mencoba mengepungku.

“Seorang teman terbunuh dan datang untuk melihat situasinya.... Begitukan?”

Tentu saja, aku sengaja membiarkan mereka mendekat sampai ke sini.

Itu karena aku tahu dengan cepat bahwa puluhan Wolf mendekat menggunakan sihir deteksi.

“Oke, kemarilah. Ini adalah latihan yang bagus.”

*Uoooon!*

Para Wolf menyerang secara bersamaan sambil mengangkat lolongannya.

Dan lebih dari puluhan Wolf berguling, tidak sanggup bertahan selama 5 detik setelah pertempuran dimulai.

“Fuu.. Akhirnya kekuatan besarku sudah kembali”

Aku mengepal dan membuka telapak tanganku untuk memeriksa apakah aku sudah terbiasa dengan kekuatan sihirku atau belum.

Meski ini masih jauh dari kejayaanku di kehidupan sebelumnya, tapi aku merasakan itu terus mendekat.

"Sekarang, apakah aku harus melanjutkan berburu sedikit lagi?"

Setelah itu aku terus berburu monster sekitar satu jam, dan kemudian pulang ke rumah.

“Aku pulang.”

“Selamat datang kembali Kurt-chan! Aku sangat khawatir kamu belum pulang juga!”

Segera setelah aku tiba di rumah, ibu memelukku.

Padahal aku cuma pergi sebentar lho...

“Ibu terlalu khawatir.”

“Tapi tapi! Kurt-chan ...”
 
Ibu menatap kuat padaku dengan wajah berlinang air mata.

“Oh ya, Kurt. Akan sangat berbahaya jika kau bertemu Wolf di hutan. Bahkan orang-orang dari kelompok vigilante corp saja, antara hidup dan mati hanya untuk membunuh satu ekor.”

Hah... Aku sendiri bahkan mengalahkan lebih dari tiga puluh wolf tadi?

“Tidak usah khawatir, ayah. Jika monster muncul ... A-Aku akan mengalahkannya dengan sihir.”

“Hahaha, ini membuatku senang. Yah, aku pikir kamu mempunyai semacam bakat tapi.....sihir yang kamu katakan tadi adalah lelucon yang sangat lucu.”

Bukan lelucon! Aku telah mengalahkan monster itu tadi!

Ngomong-ngomong, aku masih merahasiakannya dari orang tuaku bahwa aku dapat menggunakan sihir.

Karena akan sangat menyebalkan untuk membuat kegemparan yang tidak ada gunanya.

“Kau adalah — cacat sihir. Walaupun setidaknya ini hanya tentang bakatmu dalam sihir.”

“Iya, Kurt-chan. Ibu memang tidak tahu banyak tapi..... Hora, cacat sihir itu bukankah artinya kamu tidak cocok dengan sihir? Jadi Kurt-chan seharusnya jangan lakukan sesuatu yang berbahaya, oke!”

Nah nah nah, itu dia! Aku paling terkejut dengan pengetahuan umum yang disebut “cacat sihir” ini.

Ada berbagai jenis dari kekuatan sihir, dan setiap dari mereka memiliki warna.
 
Itu juga sama 1000 tahun yang lalu.

Tapi ... cacat sihir?
 
Apa itu?

Apa yang telah aku ajarkan untuk dunia ini adalah warna mana yang paling cocok untuk sihir — bukankah itu emas?

«««Chapter 1ToC — Chapter 3»»»

Related Posts

Posting Komentar