Hachinan tte, Sore wa Nai Deshou - Chapter 03 Bahasa Indonesia

Posting Komentar
Chapter 3 — Keluarga Bangsawan Miskin Paling Selatan di Perbatasan


“(……)”

Setelah menyerap ingatan Wendelin sebelumnya dari mimpi, aku bangun bersama saudara-saudaraku yang baru untuk sarapan di ruang makan mansion.

Meskipun aku bilang rumah besar, itu hanya rumah besar bangsawan peringkat bawah yang miskin.

    Karena jumlah ruangannya terbatas, mereka dibagi sesuai dengan kegunaan.

    Ada ruangan penelitian, gudang untuk makanan, harta, barang, senjata dan sebagainya ... Menurutku, ini paling mirip dengan rumah petani kaya.

    Mereka yang mempunyai kamar pribadi sendiri ialah kepala keluarga saat ini, Artur (45 tahun), dan istri sahnya, Johanna (44). Yang lain termasuk Kurt (25, putra tertua) dan Hermann (23, putra ke-2).

    Keempat saudara lainnya termasuk aku dari istri sah telah didorong ke satu ruangan. Selain diriku, mereka adalah Paul (19, putra ke-3), Helmut (17, putra ke-4), dan Erich (16, putra ke-5).

    Benar-benar pemandangan menyedihkan dari sebuah rumah yang penuh sesak, meskipun ini adalah setting yang sangat cocok untuk novel lama.

    Perlu diingat bahwa si selir. Leila (31). berada di rumah orang tuanya, vila kepala desa.

    Tinggal bersamanya adalah anak-anaknya, Walter (14, putra ke-6), Karl (13, putra ke-7), Agnes (11, putri tertua), dan Karina (10, putri ke-2).

    Meskipun nama mereka mirip dengan bangsawan Jerman, faktanya sama di kedua dunia.

    Dari informasi dalam mimpi kemarin, tampaknya tidak ada cukup kamar di mansion untuk ditinggali dengan begitu banyak orang.

    Karena tidak perlu bagi anak selir untuk menerima pendidikan bangsawan, tidak perlu bagi mereka untuk tinggal di rumah besar, atau berinteraksi dengan mereka.

    Padahal, Wendelin dalam ingatannya telah bertemu dengan mereka beberapa kali.

    Yang lain tinggal di sana termasuk kepala desa dan istrinya, yang kebetulan adalah orang yang berpengaruh di wilayah ini, tetapi politik semua itu tidak masalah bagiku karena aku tidak akan mewarisinya.

    Kembali di mansion, ada para pelayan yang bertugas untuk mengurus rumah. Abel (71) adalah kepala pelayan yang telah melayani keluarga sejak kepala keluarga generasi sebelumnya. Ada empat pelayan juga, tetapi mereka semua hanyalah nenek dari desa karena untuk mencegah kemungkinan bahwa Artur, tanpa rencana keluarga dan nilai-nilai, akan menghamili mereka.

    Ada juga pengikut yang memimpin pasukan selama perang, tetapi mereka hanyalah petani biasa, pengrajin, pemburu atau pandai besi dari desa. Karena mereka tidak tinggal di rumah besar, mereka semua pulang-pergi bekerja dari rumah mereka sendiri masing-masing di desa.

    Di desa-desa terpencil nan miskin di perbatasan seperti ini, tak ada perbedaan antara prajurit dan petani.

    Dalam situasi darurat, bangsawan yang memerintah mereka dapat memobilisasi mereka sesuka hati.

    Untuk alasan itu, mau tak mau mereka harus mematuhinya selama mereka berada di wilayah ini.

    Meski begitu, belum ada konflik di wilayah kecil seperti ini selama 200 tahun terakhir.

    Pertama-tama, wilayah Baumeister dari kepala keluarga saat ini, Artur von Benno Baumeister, berada di ujung selatan Kerajaan Helmut di benua Lingaia.

    Satu-satunya musuh potensial* bagi Kerajaan Helmut adalah Kekaisaran Suci Urquhart yang terletak di utara benua. Namun, kedua negara ini dibagi oleh hutan belantara yang berbahaya.

    (TLN: musuh hipotetis atau imajiner)

    Selain itu, kedua negara menghabiskan banyak uang dan upaya untuk pengembangan di wilayah mereka masing-masing. Kerajaan Helmut di daerah selatan yang belum berkembang dan Kekaisaran Suci Urquhite di daerah utara yang belum berkembang.

    Dengan kata lain, kedua belah pihak tidak mampu membayar perang karena biaya logistik.

    Meski begitu, sampai sekitar dua ratus tahun yang lalu, tampaknya ada pengerahan pasukan sekali setiap beberapa tahun.

    Mereka kemudian menandatangani perjanjian gencatan senjata setelahnya, karena peperangan itu hanya pemborosan makanan dan sumber daya. Dengan demikian, genjatan senjata pun diresmikan.

    Lebih jauh, karena perdagangan antara kedua negara telah dibuka, tidak ada yang berbicara tentang kata “perang” kecuali untuk beberapa orang yang keras. Tapi untuk sekarang perang benar-benar berhenti.

    Oleh karena itu, aku merasa aman karena tidak perlu mengalami penderitaan perang. Boleh dibilang aku sangat beruntung.

    “Sayang, ada apa?” (Johanna)

    Aku mengalihkan pandanganku ke makanan di depanku. Roti coklat disajikan dengan sedikit irisan daging dan sayuran. Semangkuk sup dibumbui hanya dengan garam.

    Ini adalah makanan yang sangat hambar, tetapi sepertinya memakan daging di pagi hari adalah bukti dari kaum bangsawan.

    Bangsawan makan tiga kali sehari sedangkan petani hanya makan dua kali.

    Menurutku tak ada perbedaan dalam status sosial mau itu bangsawan atau rakyat jelata karena menunya hanya roti dan sup.

    Roti cokelat itu keras dan hambar. Kalau saja ada roti putih lembut, selai, mentega, keju dan teh atau semacamnya. Set sup yang buruk akan menjadi mewah hanya dengan itu.

    Aku mendengar bahwa ada perbedaan besar dalam menu antara daerah pedesaan, perkotaan, dan lainnya.

    Benarkah? Aku tidak akan tahu kepastiannya kecuali aku sendiri pergi ke daerah itu secara langsung.

    Kalau itu benar-benar tak ada perbedaan maka aku punya satu kesimpulan yang mengecewakan: wilayah Baumeister kami tampaknya sangat miskin.

    “Permintaan mendirikan kantor cabang Guild Petualang telah ditolak.” (Artur)

    “Yah, mereka mungkin sibuk dengan pekerjaan.” (Johanna)

    “Membersihkan lebih banyak rute transportasi atau sejenisnya itu juga sama.” (Artur)

    Ayah baruku, Artur, memasang pandangan masam di depan sisa hidangan supnya.

    Telah kupastikan sebelumnya bahwa sihir ada di dunia baru ini, serta ada juga Guild Petualang yang menyertai fakta ini.

    Sihir dan makhluk seperti monster juga ada, jadi pasti ada petualang yang memburunya untuk mencari nafkah.

    “Karena monster di wilayah kita cukup kuat ...” (Artur)

    “Ayahanda, tidak bisakah kamu memanggil pasukan untuk memburu mereka dalam satu sapuan?” (Kurt)

    "Kurt, itu tidak mungkin. Kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang sama dengan Breithilde margrave-dono yang terlambat.” (Artur)

    Putra sulung, Kurt nii-san, menyarankan untuk membentuk pasukan tetapi segera ditolak oleh Artur

    “Ano .... Ayahanda?” (Wendelin)

    “Ada apa, Wendelin? Dan tidak ada lagi sup untukmu.” (Artur) 

    Dari mimpi kemarin, aku, sebagai putra kedelapan, berumur 6 tahun jika dihitung dari tahun baru.

    Aku bahkan tujuh tahun lebih muda dari putra ketujuh.

    Oleh karena itu, kursiku berada di paling ujung meja makan.

    Aku hanya mengajukan pertanyaan, tetapi disalahpahami seperti menginginkan porsi kedua. Kau bisa menganggapnya sebagai lebih banyak bukti bahwa rumah ini miskin.

    “Tidak, aku tidak meminta sup lagi. Aku ingin bertanya tentang Breithilde margrave-sama yang mencoba memburu monster.” (Wendelin)

    “Oh itu. Beberapa tahun yang lalu keluarga kita diminta untuk membantu penaklukan monster di wilayah Baumeister kita ...” (Artur)

    Dilihat dari persyaratan permintaan, mereka tampaknya percaya diri dalam upaya itu, tetapi setelah memancing monster di wilayah mereka sendiri tanpa tujuan, pasukan margrave yang berjumlah 2.000 menerima pukulan telak yang menyedihkan.

    Segera setelah itu, Breithilde margraviate mengambil alih kepemimpinan, dan pekerjaan pertamanya sebagai kepala baru ialah restrukturisasi angkatan bersenjata yang hancur, yang jelas menunjukkan bukti bahwa kerusakan yang diterima kala itu cukup besar.

    “Breithilde margrave-dono yang baru mengatakan bahwa sebagai seorang bangsawan, dia tidak punya hak atas wilayah yang saat ini dikuasai oleh monster. Dengan kata lain, itu artinya dia tidak akan pernah lagi melibatkan monster di wilayah Baumeister kita.” (Artur)

    Jadi, aku harus menghabiskan masa hidupku di lingkungan monster ganas sampai aku dewasa?

    Kalau dipikir-pikir sup yang aku masukkan ke mulut terasa hambar.

    Bahkan, rasanya tidak begitu enak karena dibumbui dengan sedikit garam.

    Related Posts

    Posting Komentar