The Undetectable Strongest Job: Rule Breaker - Chapter 10 Bahasa Indonesia

Posting Komentar
Chapter 10 — Membuka Kunci Atribut Awal (Tanpa Izin)

Hikaru menuju ke warung hotdog yang sama seperti kemarin untuk sarapan. Bukannya dia suka makanannya, tetapi si pemilik terus-terusan menatapnya. Bau aroma makanan yang melayang dari dalam juga berbeda dari kemarin.

Ngomong-ngomong, dia tadi malam makan malamnya di tempat paman pemilik yakisoba. Yakisoba yang baru dimasak bahkan lebih lezat lagi. Paman itu mengingat Hikaru jadi dia memberinya tambahan. Dia diberi terlalu banyak dan terus terang Hikaru tidak sanggup memakannya.

 “Hmm?”

 Saus hotdog-nya berbeda dari kemarin. Kali ini saus cokelat.

 “………”

 Hmm ... Ini apa ya? Tidak semanis kayak kemarin. Um, baunya… amis.

 “Jujur, rasanya mengerikan.” Katanya tanpa sengaja.

 Mendengar komentar Hikaru, pemilik warung menggertakkan giginya.

 “Ugh ...”

 “Apa kau sudah mencicipinya? Dan apa yang kau masukkan ke dalam benda ini?”

 “Ini saus spesial yang dibuat dengan saus ikan sebagai bahannya.”

 Hikaru berdiri di sana, tertegun.

 “Jadi begini. Yang namanya hotdog kan harusnya saus tomat dan mustard, bukan yang lain. Dan itu sudah jadi resep umum!”

 Pria itu tidak tahu persis apa itu saus tomat dan mustard begitu Hikaru memberitahunya. Dia tahu bagaimana kecap dibuat, tetapi tidak untuk mustard. Jadi Hikaru hanya bisa memberitahunya seperti apa rupa dan bagaimana rasanya.

 Habis itu, Hikaru menuju ke Guild Petualang, dia juga merasakan beberapa tatapan padanya.

 “Hei, bocah itu, kan ...”

 “Bocah yang mendapat perlakuan khusus bukan hanya dari Jill-chan tapi juga dari Gloria-chan ...”

 Hikaru tidak memperhatikan mereka saling berbisik. Kenapa ...?

Karena ...

 “Hikaru-kun!”

 Saat dia melihat Hikaru, Jill berlari menghampirinya dari balik konter.

 “Kamu baik-baik saja, kan?! Apa mereka melakukan sesuatu padamu?!”

 “Ada apa denganmu ini?”

 Dia menyentuh kepalanya dan hampir seluruh tubuhnya. Hikaru tidak tahu apa yang sedang terjadi.

 “?!”

 Jill menggenggam tangannya.

 “Ikutlah bersamaku. Aku ingin bicara denganmu.”

 Tangannya lembut dan hangat. Dia begitu dekat sehingga Hikaru bisa mencium aroma menyenangkan yang terpancar darinya. Para petualang merengek ketika menyaksikan Jill menarik tangannya. Hikaru juga hampir ingin berteriak.

 Sikap gadis ini benar-benar berubah 180°!

 Pikirannya masih tenang, tetapi dia tidak terbiasa berada di dekat wanita. Mereka berdua memasuki bilik, tempat yang sama saat dibawa oleh Gloria kemarin.

 “Aku terkejut mengetahui pagi ini bahwa kamu telah menerima permintaan. Pasti Gloria membuatmu melakukannya, kan?”

 “Kurasa dia hanya memberiku saran jadi aku menerimanya. Dan aku tidak menyangka kalau si penerima surat itu adalah orang penting dari Guild Bandit.”

 Jill menghela nafas panjang.

 “Aku tahu itu ..... ppermintaannya berhasil, kan? Dan bagaimana kamu melakukannya?”

 ”Itu hanya pengiriman sederhana.”

 “Tidak mungkin Gloria mendesakmu untuk melakukan pengiriman sederhana. Melihat itu berjalan sukses, Hikaru-kun pasti sangat beruntung.”

 Skill Stealth Hikaru ada hubungannya dengan keberuntungan ini. Jadi Hikaru tidak menyangkalnya.

 “Jadi Gloria juga munafik.”

 “Itu benar. —— Eh, apa maksudmu ‘juga’?”

 Hikaru mengangkat bahu.

 “Hei, jadi maksudmu dia itu sama denganku!? Sheesh ... Pokoknya kamu harus menjauh dari Gloria, Hikaru-kun. Terima permintaan saat aku ada di sini. Aku akan memberimu prioritas daripada petualang lainnya.”

 “Aku bisa memilihnya sendiri.”

 “Tapi kemarin kamu menerima saran Gloria, kan? Aku khawatir kalau kamu menerima permintaan tanpa pertimbangan matang ....”

 “Aku pikir yang paling bermasalah di sini adalah kenapa guild mempekerjakan orang seperti dia sebagai resepsionis. Selain itu, aku menerimanya bukan tanpa berpikir dulu. Permintaan itu kuterima karena aku merasa ada sesuatu di baliknya.”

 "Apa? Kenapa?! Harusnya kamu menolaknya karena ada sesuatu yang tersembunyi, kan?!”

 “Karena itu terlihat menarik.”

 Jill menghela nafas putus asa.

 “Hikaru-kun, keberuntungan tidak akan selalu berada di sisimu setiap saat. Itu biasa disebut ‘Beginners Luck’ ...”

 “Aku mengerti. Baiklah aku sudah cukup dengan ceramahmu.”

 “Aku bahkan tidak banyak bicara!”

“Yang paling penting, aku ingin mengambil permintaan.”

 Dia sebenarnya ingin bilang “Aku tidak mau buang-buang waktu”, tetapi dia telan kembali karena itu pasti hanya akan mengarahkan pada percakapan yang panjang nantinya.

“O-oke. Aku akan memberitahu permintaan mumpung aku masih di sini.—Aku sarankan ini.”

 Dia mengeluarkan banyak formulir permintaan.

 [Permintaan Pembersihan]
 [Belanja untuk Gereja]
 [Perbaikan Atap]
 [Pengisian Batubara di Bengkel Pandai Besi]
 [Ngobrol dengan Lansia.]

 ...

 “Ditolak.” Katanya, menolak semuanya.

 "Kenapa?! Ini semua permintaan penting yang bermanfaat bagi kota lho!”

 “Biarkan anak-anak dari keluarga yang membutuhkan uang atau orang yang menganggur melakukannya. Kenapa mereka mengirim permintaan semacam ini ke Guild Petualang?”

Quest Hunter menyukai ini.”

Itu!?
Apakah itu semacam kolektor quest?
Tampaknya mereka akan melakukan pekerjaan apapun tak peduli apa isinya.

 “Aku ingin menghasilkan uang secara efisien.”

 “Hikaru-kun, jangan-jangan kamu ingin jadi kaya? Uwa, rendahan.”

 Hikaru kesal karena wajahnya yang tidak menyenangkannya. Hikaru ingin mengatakan padanya bahwa dia adalah orang dengan sikap yang mengerikan.

“Tapi ada permintaan kalau Hikaru-kun bisa selesaikan akan menghasilkan uang”

 “Apa itu? Sini cepat.”

 Hikaru menyambar formulir itu dari Jill.

 【Monster Hunter】 【Permanen】
 .. 【Red Horn Rabbit】 Saya ingin Anda memburu sebanyak-banyaknya.
 .. 【Hadiah】 Hadiah Dasar: 0 gilan. Harga Dasar: 10.000 gilan per ekor.

 “Quest permanen selalu mengumpulkan bahan sebanyak yang kamu mau kapanpun. Red Horn Rabbit memiliki kemampuan bergerak cepat (Lincah), tapi hanya itu. Kamu bisa membunuhnya hanya dengan pisau.”

 “Hmm. Hadiah sebanyak ini untuk sesuatu yang mudah?”

“Kamu akan tahu setelah mencobanya.”

 “... Kau tidak mengirimku ke tempat yang berbahaya lagi, kan?”

 “Kamu membuatku terlihat seperti orang jahat! Tidak! Aku tidak mungkin melakukan itu lagi. Tidak ada risiko dalam quest ini. Ah, tapi masih ada risiko bahayanya sih, lagian kamu akan berada di luar kota. Jadi aku akan sarankan seperti Menjaga Anak ....”

 "Gausah. Aku ambil ini.”

 “Kamu tidak perlu repot-repot untuk mengambilnya. Lagipula, ini adalah quest permanen. Mungkin perlu berhari-hari bagimu untuk membunuh satu rabbit, tapi semoga berhasil. Eh ta-tapi kamu masih terlihat lemah. Apa kamu tidak apa-apa? Bagaimana kalau membersihkan jendela di sekitar kota saja ... ”

 “Sudah kubilang aku ambil ini. Kau gigih sekali.”

“Ha, mau bagaimana lagi. Red Horn Rabbit ini memberi hadiah tinggi. Merupakan upaya inisiasi bagi pemula untuk memberi tahu mereka bahwa jika mereka bekerja keras, mereka bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Ini sempurna untukmu sehingga kamu bisa melakukan yang terbaik di masa depan.”

 “………”

 “Ah, aku akan kembali karena orang-orang sudah berkumpul di konter. Hati-hati di luar sana. Tidak masalah untuk menjadi takut. Faktanya, menjadi terlalu pengecut seharusnya menguntungkanmu. Jangan tinggal terlalu lama di luar kota apalagi tanpa bekal atau alat perkemahan apa pun. Dan gerbang akan ditutup saat senja, jadi pastikan kamu kembali sebelum itu.”

 “………”

 “Janji ya? Baiklah kalau begitu sampai bertemu lagi ... ”

 “………”

 Dia seperti seorang ibu yang memperingatkan anaknya. Hikaru melihat Jill yang pergi dengan ekspresi masam di wajahnya.

 “Jadi butuh berhari-hari untuk membunuh salah satu rabbit ini, ya?”

 Ekspresinya berubah menjadi seperti anak nakal. Dan dia juga menyadari beberapa tatapan bertumpu pada dirinya.

 Setelah memasuki ruang referensi, Hikaru memposisikan dirinya sedekat mungkin ke dinding. Dalam radius lima meter ... di sana, ada salah satu petualang yang tampak sedang menatapnya.

 Ini adalah kesempatan yang sempurna. Aku akan membuatmu menjadi subjek uji dalam eksperimenku.

 Hikaru memfokuskan pikirannya.

 Jadi aku tidak perlu melihatnya untuk memanggil Soul Board mereka, ya?

 Dia telah mem-boot Soul Board orang lain.

 【Soul Board】 Zernenko Rigalow
 Umur: 22 Peringkat: 11
 18
【Vitality】
..【Natural Recovery】1
..【Stamina】2
..【Immunity】
….【Magic Resistance】0
….【Disease Immunity】1
….【Toxic Immunity】0
..【Perception】

 Ooo! Itu dia! Dia punya Immunity yang sudah terbuka! Begitu. Jadi itu yang namanya kebal terhadap mantra sihir, penyakit, dan racun, kan?

Dia ingin memeriksa detailnya, tetapi sayangnya dia tidak bisa membuka deskripsinya lebih lanjut. Mungkin karena itu bukan Soul Board-nya sendiri.

 Tidak masalah. Satu-satunya informasi tambahan yang aku dapatkan adalah poin maksimum yang dapat dialokasikan. Baiklah, mari kita periksa board lainnya.

 Tidak ada yang penting di bawah Magical Power. Intuition dan Board Hexagonal juga tidak terbuka.

【Physical Strength】
..【Strength】3
..【Weapon Mastery】
….【Sword】1
….【Great Sword】0
….【Short Sword】0
….【Short Spear】0
….【Long Spear】0
….【Bow】0
….【Throwing】0
….【Shield】1
….【Armor】1

 Jadi ada sembilan jenis di bawah Weapon Mastery ... Tapi bagaimana dengan kapak atau staf? Apa kriteria untuk memilih senjata ini?

 Ada berbagai tebakan yang Hikaru miliki tetapi tidak ada jawaban yang pasti.

 Aku tidak punya cukup informasi untuk sampai pada kesimpulan. Selanjutnya, mari aku lihat board yang satu ini. Hm, aku belum pernah melihatnya ... Oh, Board Pentagon ya.

 Board Pentagon berisi Dexterity

【Dexterity】
..【Dexterity】1
..【Tool Mastery】

 Hmm, jadi Tool Mastery harus dibuka (Unlock) dulu. Lagian ini juga tidak terkait dengan pertempuran. Apakah ini atribut yang mirip dalam RPG? Meskipun kelihatannya agak-agak mirip sih, mungkin berpengaruh pada weapon mastery juga.

“Humm”

 Hikaru melipat tangannya dan berpikir.

 Dia memiliki 2 poin dalam Agility sehingga total 15 poin digunakan. Jadi sudah fix. Total poin= Usia+Peringkat.

 Roland tidak memiliki pengetahuan tentang Soul Board. Yang artinya Soul Board bukanlah sesuatu yang bisa diakses manusia biasa. Aku jadi penasaran, bagaimana si Zernenko ini mengalokasikan poinnya? Oh iya. Jill mungkin bisa memberi tahu sesuatu. Si Gloria juga hanya bertanya tentang kelasku. Apa pemiliknya sendiri yang mengalokasikan poin tanpa dia sadari ya? Atau…

 Atau mungkin saat mencapai tingkat kemahiran tertentu, poin dapat secara otomatis dialokasikan. Ya, hanya itu yang paling mungkin terjadi. Mungkin seperti bonus bagi mereka yang berlatih keras. Sudah kuduga, kemampuan ini sungguh menakjubkan. Mengalokasikan poin secara bebas pada dasarnya adalah jalan pintasku. Dan aku tidak perlu repot-repot berlatih. Soul board pokoknya deh..

 Hikaru tenggelam dalam pikirannya sementara dia mendengar suara-suara.

 “Apa yang dia lakukan di ruang referensi?”

 “Cepatlah ke sini. Kalau kamu ke sini maka kami akan mengajakmu bergaul.”

 "Hehehe~ Bergaul kau bilang?.. sudah jelas tabiatmu ingin dia jadi babak belur.”

 Itu Si Zernenko dan teman-temannya. Sepertinya mereka telah mengamati Hikaru karena dia dimanjakan oleh seorang resepsionis dan itu membuat mereka jengkel.

 Hah .... asal kalian tahu ya. Aku juga tidak suka kalian. Kalianlah yang sebenarnya membuatku jengkel.

 Sebuah ide tiba-tiba muncul. Dia ingat dia bisa mengalokasikan sendiri poin Soul Board orang lain. Tentu saja, itu akan menguntungkan bagi si pemiliknya. Tetapi bagaimana jika poinnya hanya digunakan untuk membuka kunci atribut? Pastinya itu tidak akan menghasilkan apa pun. Hikaru juga ingin tahu atribut dan skill apa lagi yang ada di Soul Board-nya.

 Mulut Hikaru melengkung menjadi senyuman jahat.

 【Unlock Soul Board? Diperlukan 1 poin.】

 “Iya.”

 Aku akan gunakan sisa poinmu untuk menguraikan sisa atribut yang tidak bisa dibuka. Pertama adalah Board Hexagonal.

【Willpower】
..【Mental Strength】0
..【Faith】
..【Charisma】0
..【Appeal】0

Oh, willpower! Dan di bawahnya juga lengkap semua, seperti Vitality, Magical Power, Physical Strength, Agility, Dexterity, Willpower, dan Intuition.

 Hikaru merasa senang karena rasa penasarannya terpuaskan.

 Charisma dan appeal masih nol, ya ... sungguh menyedihkan dia ini, tapi belum tentu juga sih. Soul Board tidak mendeskripsikan kemampuan secara total. Contohnya, aku yang tidak mempunyai poin dalam Physical Strength, bukan berarti tidak mempunyai kekuatan otot.  Jadi ada baiknya untuk menganggap bahwa poin dari Soul Board hanyalah bonus tambahan.

 Dia merasa tidak enak karena menghabiskan poin Zernenko secara sia-sia - meskipun sudah agak terlambat - jadi dia menggunakan dua poin teman-temannya juga.

 Hasilnya adalah sebagai berikut:

【Vitality】
..【Natural Recovery】0
..【Stamina】0
..【Immunity】
….【Magic Resistance】0
….【Disease Immunity】0
….【Toxic Immunity】0
..【Perception】
….【Sight】0
….【Hearing】0
….【Smell】0
….【Taste】0
….【Touch】0
【Magical Power】
..【Mana】0
..【Spiritual Affinity】
….【Fire】0
….【Air】0
….【Earth】0
….【Water】0
….【Magic Creation】0

 Dia melewatkan  Physical Strength dan Agility.

【Dexterity】
..【Dexterity】0
..【Tool Mastery】
….【Axe】0
….【Loom】0
….【Pottery】0
….【Musical Instruments】0
【Willpower】
..【Mental Strength】0
..【Faith】
….【Holy】0
….【Evil】0
..【Charisma】0
..【Appeal】0
【Intuition】
..【Instinct】0
..【Insight】
….【Invention】0
….【Fine Arts】0
….【Music】0
..【Intelligence】
….【Arithmetics】0
….【Language Comprehension】0
….【Language Output】0
..【Memory】0
..【Detection】
….【Life Detection】0
….【Mana Detection】0

 Cih. Sialnya. Aku tidak bisa menggunakan banyak poin mereka.

 Hikaru mendecakkan lidahnya pada sesuatu yang benar-benar sepele. Ngomong-ngomong, dua orang lainnya mengalokasikan poinnya mirip dengan Zernenko dengan maksimal tiga poin. Orang-orang seperti "petualang" yang mengkhususkan diri dalam pertempuran telah membuat Hikaru sangat menyadari betapa kuatnya mereka jika poin dialokasikan secara maksimal.

 Aku sekarang tahu semua atribut awal. Berikutnya adalah untuk memeriksa berapa banyak skill turunannya (mis. Snipe>Assasination>Stealth) yang ada. Sayangnya, aku tidak bisa membukanya.

Agar bisa, dia harus menggunakan poinnya sendiri untuk skill orang-orang yang membencinya.

Terserahlah. Aku juga belum membutuhkan informasi sekarang. Jika aku bertemu orang yang terampil, akan kuperiksa Soul Board-nya.

 Hikaru mengangguk sementara dia mempelajari informasi yang dia butuhkan untuk quest.

“—Kenapa belum keluar juga?—”

 “—Aku mulai ngantuk—”

 Masih ada orang yang menunggu Hikaru di luar.

 Setelah meninggalkan Guild, Hikaru membeli makan siang di warung. Karena dia mungkin akan keluar kota selama sehari penuh. Dia membeli sandwich seharga 30 gilan. Kemudian mengisi termosnya dengan air juga. Beberapa tatapan mengikutinya dari belakang.

 “Itu dia.”

 “Sepertinya dia menerima permintaan.”

 “Di luar kota?”

 “Berdasarkan arah yang ia tuju, mungkin saja.”

“Ayo, kita ikuti dia.”

 "Ide bagus. Jika kita ‘bergaul’ dengannya di kota, penjaga mungkin akan datang.”

 Mereka adalah penggemar Jill dan Gloria dan jumlah mereka meningkat menjadi enam. Masih menjaga jarak, mereka membuntuti Hikaru. Mereka berhati-hati dalam membuntuti karena bahkan petualang biasa pun akan segera menyadari bahwa ia sedang diikuti. Tapi percuma saja, karena Hikaru sudah menyadari mereka.

 “Hmm? Keluar untuk menyelesaikan quest lagi hari ini?”

 Pria yang berbicara dengan Hikaru adalah penjaga gerbang yang waktu itu ia temui saat akan melakukan quest Tanaman Beracun Bercahaya.

 “Hati-hati di luar sana. Waspadalah karena kau seorang petualang, bukan penjaga sepertiku. Jangan sampai lengah.”

 “Aku tahu. Tapi terima kasih atas sarannya.”

 "Sama-sama. Memang anak-anak harus mendengarkan kata-kata nasihat.”

 “………”

 Begitu, dia memperlakukanku seperti anak kecil ya. Memang sih, ada banyak pria jangkung dan berotot di dunia ini sehingga dibandingkan dengan mereka, aku mungkin terlihat seperti anak kecil. Tapi itu bukan berarti aku kecil juga! Aku tidak kecil! Hikaru menggerutu dalam hati sambil membungkuk.

 Penjaga gerbang tersenyum ramah.

 “Baiklah, kalau begitu.”

 Dia tidak bisa berpikir dengan benar terakhir kali sejak dia kelaparan. Tapi kali ini berbeda. Dia sekarang bisa mengamati sekelilingnya dengan teliti.

 Di luar gerbang ada stasiun kereta. Ada berbagai jenis makhluk di sana, bukan hanya manusia. Demi-human. Elf. Ada juga pengembara dan pedagang.

 Melewati stasiun, ada beberapa penginapan dan ketika dia melangkah lebih jauh, dia melihat rumah-rumah pertanian. Tidak seperti yang ada di dalam kota, rumah itu kebanyakan terbuat dari kayu karena kemiskinan yang melanda mereka. Namun, di belakangnya ada terdapat ladang luas yang ditanami oleh mereka. Meskipun tidak beruntung pun orang-orang ini hidup kuat ya.

 Saat ia melangkah semakin jauh, semakin jarang ada rumah. Dia sekarang berhadapan muka dengan Bentangan Alam.

 Jalan di depannya membentang bermil-mil jauhnya. Puncak gunung biru nampak sekali dari kejauhan. Permukaan rumput-rumput berombak sekilas memancarkan kilauan perak berkat pantulan sinar matahari dan angin yang bertiup memunculkan aliran. Semilir angin mengalir lembut, memunculkan suara desiran di padang rumput. Burung-burung melayang tinggi di langit dan bernyanyi.

 "Akhirnya petualanganku dimulai."

 Hikaru sedikit bersemangat. Dan di belakangnya ada enam petualang.

 “Baiklah. Sekarang kita harus mengelilingi anak itu ... Eh, apa?”

 Mereka tidak bisa mempercayai mata mereka. Hikaru mungkin bersembunyi di balik semak belukar, tetapi ketika mereka periksa, dia sudah pergi.

 Tidak ada yang bisa merasakan Hikaru begitu dia mengaktifkan Stealth dan kelasnya diatur ke Stealth God: Darkness Wanderer. Tidak ada seorang pun di Pond - tidak, bahkan seluruh penduduk kerajaan Ponsonia pun tidak akan ada yang bisa melihatnya.

Related Posts

Posting Komentar