The Dropout Swordsman-Spamming the 100 Million Years Button - Chapter 21 Part 02 Bahasa Indonesia

Posting Komentar
Chapter 21 Part 2 – Pendekar Pedang Sihir dan Organisasi Hitam [4]

Lantas kami pun mendatangi nenek klien kami, Sandy-san, dan langsung berangkat meninggalkan kota Orest.

Dalam perjalanan dari Orest ke Drestia,

“Haee...?! Apa kalian semua siswa dari Akademi Pedang Seribu?”

Sandy-san mengarahkan matanya ke kami dan berkata.

“Y-Ya, kurang lebih begitu.”

...Walaupun kami sedang dihukum sih.

“Mengetahui kalau siswa dari Akademi Pedang Seribu yang mengawalku, itu membuatku lega. Tapi apa itu tidak masalah? Permintaan ini bayarannya murah, dan kami juga petani gandum yang miskin.”

Dia menunjuk ke tumpukkan karung penuh gandum yang ditumbuk, di dalam kereta.

Aku sudah melihatnya tadi, warnanya bagus, dan kualitas kulitnya sama bagusnya.

Ini gandum yang bermutu tinggi.
Yang pasti akan mendapatkan harga yang lumayan.

“Ahaha, uang bukan tujuan kami.”

Ini murni sukarelawan, dan bukan demi uang.

Bahkan, satu kali pun kami belum menerima hadiah dari semua permintaan yang telah kami tuntaskan.

“Tapi ... Baru-baru ini orang bilang kemampuan Akademi Pedang Seribu sudah merosot, tetapi citra mereka sebagai『yang terkuat』selama generasi kami masih segar dalam ingatan.”

Dan Sandy-san mulai menceritakan kenangan masa lalu.

“Terutama Si Tinju Hitam Leia-Lasnode! Aku tidak tahu banyak, tapi aku yakin itu disebut 『Gaya Tanpa Pedang』? Pokoknya, dia benar-benar keren sih... Dia pukul setiap lawannya! Sangat menyenangkan melihat wanita itu!”

Berkata begitu, Sandy-san menunjukkan tinju dengan tangan kanannya.

“Satu-satunya orang yang masih berdiri melawannya adalah Ferris Akademi Raja Es! Yah walaupun akhirnya, dia tetap tak pernah bisa menang.”

“Heee, begitukah...”

Dia menceritakan kisah yang cukup menarik.

Sambil mendengarkan cerita-cerita masa lampau dari Akademi Pedang Seribu, tanpa kami sadari, kami lekas sampai di Drestia.

Untungnya, tak ada binatang buas atau monster di sepanjang perjalanan.

“Senang rasanya kita bisa menyelesaikan tugas dengan aman.”

“Terima kasih. Sangat menyenangkan menceritakan masa lalu. Lalu, aku akan pergi… ha!?”

Sandy-san tiba-tiba mengeras seperti patung batu di tengah percakapan.

“Sa-Sandy-san!?”

“A-Apa yang terjadi!?”

“Sandy-san baik baik saja?”

“Punggung ... punggungku ... !?”

Dia meremas kata-kata itu dengan paksa.

Omong-omong ... Bons-san bilang kliennya lemah.

“Bagaimanapun, mari kita ke rumah sakit!”

Saat aku masih kecil, aku jelas ingat pak tua Bamboo pernah sakit punggung dan berbaring lama di tempat tidur.

Kakek bambu enerjik itu nyaris tak bisa bergerak selama satu minggu penuh.

Tampaknya punggung sakit menyebabkan penderitanya tidak bisa bergerak.

"Tidak tidak! Ki-kiriman ini adalah kontrak yang harus dikirimkan siang hari ini...”

Rupanya ada tenggat waktu dalam pengiriman gandum ini.

Apalagi sekarang sudah siang hari — hanya tinggal satu jam lagi.

“B-baiklah. Kalau begitu aku yang akan bertanggung jawab untuk mengirimkannya!”

“A-Apa benar tidak apa-apa?”

“Ya, serahkan padaku.”

“K-kalau begitu, aku mengandalkanmu...” 

Mengatakan begitu, Sandy-san mengambil selembar kertas dari sakunya.

Di kertas itu tertulis tanggal pengiriman gandum, tempat pengiriman, harga pembelian, dll. Jadi itu memang kertas kontrak.

“Baiklah aku terima. Tolong bawa Sandy-san ke rumah sakit terdekat.”

“Y-Ya, itu sih tak apa-apa tapi...”

“Jadi Allen bakal sendirian?”

“Aa, serahkan kirimannya padaku ... Oh yeah, begitu urusan kita beres, ayo kita berkumpul di menara jam besar itu.”

Aku menunjuk ke menara jam yang menjulang tepat di depan kami.

“Ya, mengerti.”

“Berhati-hatilah.”

“Terima kasih. Dan, jaga Sandy-san.”

Dengan begitu, aku menuju ke lokasi pengiriman dengan mengandalkan kertas yang aku terima dari Sandy-san — ada peta bergambar di situ.

“Nah, ini dia.”

Di lokasi yang ditunjukkan pada peta, ada sebuah toko bernama 『Toko Rocky』.

(Akan sangat mengganggu membawa semua gandum ini ke toko, jadi aku bawa satu karung saja)

Terdengar suara gemerincing saat aku membuka pintu geser, dan aku memasuki toko dengan sekarung gandum.

Sedikit jalan kaki, aku melihat orang seperti penjaga toko di belakang.

“Oh. Apa itu pelanggan?”

“Tidak, seorang petani gandum bernama Sandy-san punggungnya sedang sakit, jadi aku yang sebagai seorang pendekar pedang sihir membawanya ke sini atas namanya.”

“Ho ... pendekar pedang sihir ya ... Kalau begitu, bisa kau tunjukkan padaku dokumennya?”

“Iya.”

Dan kemudian aku menyerahkan kertas kontrak penting padanya.

Saat dia melihatnya,

“Nn...”

Entah karena alasan apa, bukannya gandum yang aku bawa ke sini, dia malah mengukurku dari kepala sampai kaki.

“Maa ... setengah harga.”

“…Setengah harga?”

“Kau orang yang lamban ... Aku bilang aku akan membelinya dengan setengah harga kontrak.”

“Ha! Apa maksudmu!?”

“Gandum ini ... kualitasnya sangat buruk. Aku ingin kau bersyukur, masih untung aku mau membelinya.”

Dia mengambil sejumput gandum dari karung dan menilai seperti itu.

“Itu tidak benar. Kualitas gandum ini sangat bagus!”

“Ha, tahu apa kau pendekar pedang sihir tingkat tiga? Hah?”

“Sekilas aku bisa tahu. Karena di desaku pertaniannya sangat makmur dan aku melihat banyak gandum. Tentu, tak ada masalah kualitas dengan gandum ini.
Sebaliknya, ini adalah gandum kelas satu yang luar biasa!”

Penjaga toko, terus terang mengklik lidahnya.

“Cih ... anak nakal yang merepotkan. —Permisi, bisa kamu datang ke sini sekarang?”

Kemudian, dari belakang toko, duo pria jangkung dengan tubuh besar muncul.

“Ya ampun ... Rocky-danna, ada masalah?”

“Nn ー sekilas, dia terlihat seperti pendekar pedang sihir tapi ... bukankah dia masih bocah?”

“Maaf mengganggu kalian ... bocah ini rupanya belum paham maksudnya.”

Keduanya bertukar pandang dan mengangkat bahu secara bersamaan.

“Oi, Oi, bocil. Anak kecil itu harus mendengarkan dan melaksanakan apa yang orang dewasa katakan, kau dengar tidak?”

“Sekarang masih belum terlambat. Cepatlah minta maaf pada Rocky-san.”

Ternyata, mereka seperti tukang pukul di toko ini.

“...Rocky-san.”

“Kukuku, ada apa?”

“—Sungguh aneh melihat gandum yang bagus ini dibeli dan dibayar murah karena masalah kualitas sebagai alasannya.
Aku ingin kau membelinya dengan harga yang pas.”

Mendengar jawabanku, dia menghela nafas.

“Haa ... Inilah kenapa aku tidak suka pendekar pedang sihir. Mereka tidak punya kecerdasan dasar ........ aku minta maaf mengganggu kalian berdua, tapi tolong urus yang satu ini di sini.”

“Fufu, mau bagaimana lagi.”

“Aku bahkan tidak bisa menganggap ini sebagai pekerjaan.”

Duo pria itu mendekatiku dengan langkah panjang, sambil meregangkan bahu dan leher mereka.

Lalu,

“Rasakan ini!”

Salah satu pria itu menggulirkan tangan kanannya lurus-lurus.

(…Apa ini?)

Pemindahan berat yang sia-sia.

Cengkeraman kepalan tangannya yang awal yang tak ada gunanya kini penuh celah.

Ini tiada bandingannya dengan artistik lurus Bons-san.

“–Maaf ya.”

Aku cepat-cepat melemparkan kepalan tangan kembali ke ulu hati pria itu yang merupakan lubang celah.

“Hau ... ga ...!”

Wajahnya membiru karena keterkejutan yang mendadak dan roboh lalu pingsan di tempat.

“A-Apa yang kau lakukan!?”

“...Hah? Kamu tidak melihatnya?”

Aku memutar leherku ... Rupanya, duo pria ini adalah amatir yang hanya mengandalkan tubuh besarnya.

“J-jangan main-main!”

Yang satunya, mengangkat tangan kanannya ke atas kepala dengan cara yang sama, dan mencoba untuk meninju.

Ini pukulan kasar yang sama seperti sebelumnya.

“—Maaf juga”

“Haga, ha ... !?”

Aku melemparkan tinju kembali ke tempat yang sama dengan si pria pertama, dan membuat duo pria terkapar dan tak sadarkan diri.

Sekarang, kami akhirnya bisa berbicara dengan tenang.

“Baik...”

Melangkah lebih dekat ke Rocky-san,

“Hi-Hiiiiiii!”

Dia tampak takut, dan mati-matian mundur dengan pantatnya di lantai.

“Selain itu ... aku belum membuat permintaan yang tidak adil. Jadi kukatakan sekali lagi. —Bisa tidak kamu membelinya dengan bayaran yang sesuai?”

“A-Aaaaa! Mengerti! Baik! Maaf, aku bersumpah takkan pernah melakukan ini lagi! J-Jadi, tolong ampuni nyawaku!”

Padahal aku belum pernah mengatakan sepatah kata pun tentang mengambil nyawanya ... yah, terserahlah.

“Terima kasih. Sekarang aku akan membawa sisanya. Di mana aku harus meletakkannya?”

“B-Biarkan saja semuanya di depan toko! Aku akan mengurusnya!”

“Oh, itu sangat membantu.”

Setelah itu, saat aku selesai membongkar semua gandum yang dimuat di gerobak di depan toko, Dia mengeluarkan tas kulit kecil berisi uang tunai.

“I-Ini jumlah penuh seperti yang tertulis dalam kontrak. Dan pastikan kamu memeriksanya.”

Untuk jaga-jaga, aku memeriksanya dan benar saja, itu diisi dengan uang tunai persis seperti yang tertulis dalam kontrak.

“...Sudah kuperiksa. Baiklah, permisi.”

Sebagai sedikit rasa hormat, aku membungkuk ringan dan beranjak meninggalkan tempat itu.

“...H-Hei, siapa kamu sebenarnya!?”

Pada akhirnya dia menanyakan hal itu, jadi aku jawab,

“Aku bukan siapa-siapa. Seperti katamu — hanya pendekar pedang sihir tingkat ketiga.”

Dengan demikian, aku berhasil mengirimkan gandum dengan aman, dan menuju ke titik pertemuan untuk bertemu dengan Ria dan Rose.

Related Posts

Posting Komentar