Seiken Gakuin no Maken Tsukai - Chapter 6 Bahasa Indonesia

Posting Komentar
seiken gakuin no maken tsukai novel indo
Chapter 6 – Pesta Penyambutan

Panpa, Papapanpa!

Suara letusan cracker bergema di ruang bersama di asrama wanita.

“Mari kita rayakan kebangkitan pedang suci Nyonya Sellia dan bergabungnya Leo-kun dalam peleton ke-18~!”

Regina yang berseragam maid mengawali untuk bersulang sampanye non-alkohol.

Seperti yang diharapkan, hanya seorang profesional dan berpakaian maid yang secara alami ahli dalam bidang ini — dia benar-benar berbanding terbalik dari dirinya saat bertarung melawan Void.

“.....T-Terima kasih banyak.” ucap Leonis, kepalanya tertutupi oleh pita kertas cracker yang berjatuhan.

Sungguh pesta sambutan yang mengejutkan. Di depannya, ada hidangan lezat dan manisan yang dibariskan dengan penuh sesak di atas meja.

“Setelah kembali ke kota, Regina langsung mempersiapkan ini semua.”

Lisellia yang duduk di sebelahnya mengungkapkan rahasia.

“Ini atas intruksi dari Nyonya Sellia. Karena bocah itu pasti akan memasuki peleton kita, begitulah katanya.”

Leonis akhirnya mengerti, itu sebabnya gadis itu sempat menghilang sebentar, dia tengah sibuk untuk menyiapkan pesta ini. Leonis juga merasa mereka mungkin sedang memikatnya menggunakan manisan.

“Dalam tes pemeriksaan dia sangat aktif, bukan? Dia dapat diandalkan.”

Sakuya yang duduk di sofa seberang tiba-tiba tersenyum.

“Pedang suciku bukanlah sesuatu yang hebat. Apalagi untuk yang tipe support.” ucapnya sembari menggelengkan kepalanya.

“Pedang Sucinya Sellia-san lah yang menentukan kemenangan kami.” lanjutnya.

“Leo-kun....”

Ada kebanggaan yang tercampur dalam ekspresi malunya. Itu bisa dimengerti. Telah datang di mana usaha keras dan latihan pedangnya hari demi hari telah berbuah sampai hari ini, dia sepatutnya bangga dengan itu.

“Yaa, sepertinya kekuatan bintang-bintang telah menghargai usaha keras senpai-ku sejauh ini. Aku juga turut senang.”

“Topik hangat dan gosip tentang Pedang Suci Ny. Sellia sudah menyebar ke penjuru akademi.”

“Eh! Benarkah itu!?”

“Itu benar. Karena saya sudah meminta Departemen Humas untuk menyebarkannya.”

“Hei, kenapa kamu lakukan itu?!”

*Ahem*, pada Regina yang membusungkan dadanya, Lisellia dengan panik meraih lengannya.

Ngomong-ngomong, membangunkan pedang suci pada waktu ini sepertinya bukan kebetulan belaka.

Sambil menonton keributan keduanya, Leonis merenung.

Aslinya, bakat untuk mewujudkan Pedang Suci telah ada dalam dirinya. Namun, karena ada “sesuatu” dalam dirinya yang menahannya sehingga membuat bakat itu terhambat. Dan fakta bahwa ia mati dan menjadi vampir, sehingga “sesuatu” itu menghilang? Tidak— Bagaimanapun, itu tak lebih dari kesimpulan yang tidak berdasar. Mungkin itu buah hasil dari usaha yang tak kenal lelah yang berperan besar di sini.

Harusnya aku malah senang mengetahui bahwa kekuatan hebat familiarku telah bangkit, kan?

“Nih, pai ikannya sudah matang.” ucap Elfiona, menyajikan pai bakar yang ia ambil dari oven ke atas meja.

Dibalut pai salmon dengan banyak saus krim, keju dan jamur, teksturnya renyah dan aroma dari bekas terbakar tampak menggugah selera.

“Apa ini Elfiona-senpai yang membuatnya?” tanya Leonis.

“Ya, pai adalah keahlianku.” jawabnya dengan senyuman.

“Ini sangat enak, ayo kita santap sebelum menjadi dingin.”

Lisellia duduk di sebelah kanan Leonis dan Elfiona di sebelah kirinya.

(……!?)

Leonis yang terjepit di antara keduanya merasa gugup dan memerah pipinya karena tepat di samping wajahnya, ada dua payudara besar.

“Anak muda, apa sandwich-nya terasa nikmat?”

Memperhatikan kegelisahannya, Regina berbisik di telinganya.

“Haa~, i-itu bukan seperti yang kamu pikirkan.....!!”

“Oh, sandwich? Mau makan?”

Lisellia berkata, menjangkau sandwich telur dari atas meja.

“Bukan itu, Nyonya. Apa yang dinikmati anak muda ini adalah sandwich yang berbeda––”

“Ah, bolehkah aku makan pai itu!”

Leonis berteriak dengan tergesa-gesa.

“Silahkan.”

Elfiona-senpai kemudian menyajikan pai di atas piring dan memberikan kepadanya.

Ketika ia menusukkan pisau ke dalam adonan pai, itu membuat suara renyah dan saus pedasnya meluap di atas piring.

“Apa semua ikan dan sayuran segar ini didapat dari kota?“

“Di sekitar sini, ada danau budidaya dan tanaman untuk memproduksi makanan. Meskipun kecil, peleton ke-18 juga memiliki kebun sayuran.” jelas Lisellia.

“Berkebun memang hobi Nyonya Sellia sekali...”

……Apa itu budidaya ikan di kota?

Sekali lagi, ia terkejut dengan kemajuan peradaban umat manusia di era ini.

Saus lezat dari pai meleleh ketika ia mengambil satu gigitan di mulutnya.

“.....lezat!”

Tanpa diduga, Leonis mengangkat suara keras.

Tekstur renyah adonan saat dikunyah sangat sempurna, dan bumbu garam dari sausnya sangat pas.

“Fufu, terima kasih. Silahkan makan banyak-banyak ya.”

“Ini indah sekali...”

“Tapi tidak sebagus buatanku.”

Pada kata-kata Regina, Elfiona menggelengkan kepalanya dengan rendah hati.

Leonis sedikit terkejut.

Pelayan ini, tidak mungkin, apa dia punya keahlian memasak lebih baik dari ini?

Leonis juga memiliki pelayan bernama Shirley, tetapi ia tidak bisa memasak sama sekali.
......Meskipun skill pembunuhannya tinggi, dia sangat pandai untuk mengobati racun.

“Ngomong-ngomong, senpai, apa nama dari Pedang Sucimu?”

Sakuya bertanya pada Lisellia sambil mengunyah pai.

“Yah, aku belum memutuskan.”

“Jadi senpai belum memutuskannya?”

“Ya, aku perlu mendaftarkannya ke akademi dulu.”

“Bagaimana kalau Tebasan Dengungan Harmonis?”

“Tidak, mari kita namai Shining Saint Sword!”

Sakuya dan Regina mengusulkan nama seenak mereka sendiri.

Lisellia tersenyum pahit.

“....Bagaimana dengan Leo-kun?”

Untuk suatu alasan, Leonis menggelengkan kepalanya.

“Mm....”

Dia mencoba memikirkan nama yang mengagumkan untuk familiarnya, tapi itu benar-benar sulit.

Memilih nama yang aneh bukan hanya merusak keindahannya tapi juga martabat tuannya,  pikir Leonis.

“Karena kekuatan Pedang Suci belum jelas, aku tidak punya ide––” katanya dengan jujur.

“....Kamu ada benarnya. Pedang itu tak hanya sangat ringan dan tajam, tapi mungkin ada kemampuan khususnya, dan setelah terbiasa dengannya aku akan mendaftarkannya.” kata Lisellia, sambil meletakkan tangannya di dadanya.

“Bicara soal pendaftaran, bukannya Leo-kun juga?” Kali ini Elfiona mengajukan pertanyaan.

“.....Aku, kah?”

“Kamu harus mendaftarkan informasi biometrikmu ke pedang suciku untuk mengunggahnya ke dalam jaringan. Jadi untuk itu, maukah kamu datang ke kamarku setelah ini?”

“Aku mengerti.”

“Bicara tentang kamar, di mana nanti kamu akan tinggal?” tanya Sakuya.

“Asrama wanita 〈witch〉 juga sudah penuh.”

“Ah, kalau begitu anak muda, maukah kamu tinggal ke kamarku? Nanti di sana kamu bisa makan manisan sepuasnya.”

“Aku tidak keberatan bahkan kamu tinggal di kamarku. Aku sering keluar pada siang hari.”

“Di kamarku juga tidak apa-apa.”

Regina, Sakuya, dan Elfiona masing-masing memberikan tawaran.

“.....Ti-tidak boleh....!”

Lisellia berdiri dan melambaikan tangannya.

“Nyonya?”

“Aku mempunyai tanggungjawab sebagai pelindungnya untuk merawatnya.”

Berdehem, Lisellia berbalik menatap Leonis dengan satu mata.

Leonis mengerti. Tentu saja, lebih baik tinggal di ruangan yang sama untuk saling menjaga rahasia. Apalagi terkadang dia membutuhkan pasokan Mana.

“.....Aku tidak apa-apa sekamar dengan Sellia-san.” kata Leonis, menarik lengan Lisellia.

...Makan manisan sepuasnya setiap hari dari Regina, sebenarnya aku sedikit tertarik. 

“Apakah Anda baik-baik saja, Nyonya?”

“Ya, tidak apa-apa, lagipula tempatnya masih luas.”

“Tidak, apa yang saya khawatirkan adalah bocah ini mungkin akan melakukan hal-hal mesum pada Nyonya.”

“Leo-kun tidak akan melakukan itu!..... Kamu tidak akan melakukan itu, kan?” Katanya, lalu bertanya pada Leonis.

“Jelas aku tidak mungkin melakukannya!”

Leonis menjawab dengan heran pada Lisellia yang sedikit panik.

Kalau aku harus bilang, Lisellia terlalu rentan dan gampang malu.

“Regina, Leo masih anak berusia 10 tahun. Jadi jangan khawatir.”

“Itu, yah benar juga tapi...”

Regina menatap kuat ke Leonis, masih curiga.

“Anak muda, berhati-hatilah saat kamu tidur dengan nyonya, karena postur tidurnya sangat buruk.”

“Tunggu, Regina, apa yang kamu katakan?”

“Bukankah Nyonya sering menggunakan tubuhku sebagai bantal?”

“....Huh, i-itu karena kamu sangat lembut, jadi aku minta maaf.”

Lisellia memerah pipinya dan memalingkan wajahnya.

...Aku tidak mau tahu bagian mana yang lembut itu.

Begitu kamar tempat di mana Leonis akan tinggal diputuskan, pesta penyambutan berubah ke obrolan para gadis.

Sebenarnya, Leonis tidak paham setengah dari obrolan mereka, seperti tentang sebuah toko baru di distrik komersial dan hewan peliharaan milik Sakuya, tetapi dengan ini ia akhirnya dapat menghabiskan waktu bersantai untuk pertama kalinya dalam 1000 tahun.


Pesta penyambutan Leonis, berakhir sebelum malam semakin larut.

Setelah itu, Leonis diundang oleh Elfiona untuk datang ke kamarnya.

Dia mengatakan bahwa dia akan mendaftarkan informasi biometrik milik Leonis ke dalam pedang sucinya.

....Bagaimanapun, tadi itu pesta yang berisik.

Sambil duduk di sofa kamar, Leonis bergumam dalam pikirannya. 

Sungguh berisik di mana pun tiga gadis itu berkumpul, tapi pesta berisik atau sesuatu seperti itu tak mungkin pernah ada pada saat Leonis adalah Raja Iblis. Hanya kegelapan dan keheningan yang mencekam yang menyertai Raja Iblis Undead.

Namun, terkadang pesta berisik seperti itu tidak buruk juga, benaknya sambil mengangkat bahunya.

Harus aku akui bahwa aku sendiri benar-benar menikmati suasana seperti itu.

Leonis melirik sekeliling ruangan.

Luasnya tidak jauh berbeda dengan milik Lisellia.

Bedanya, suasana kamar miliknya lebih dewasa ketimbang kamarnya Lisellia, seperti hobi memiliki barang antik dan wallpaper serbuk kayu yang terlihat begitu apik.

Tiba-tiba, bingkai foto yang berdiri di atas meja menarik perhatiannya.

Apa yang ditampilkan di dalam foto itu, bukan Lisellia dan yang lainnya.

Apa awalnya dia adalah anggota dari peleton lain? Dan karena perselisihan, mereka berakhir dalam pertengkaran dan keluar dari peleton? Tidak mungkin, kan?

Dia tidak bisa membayangkan bahwa gadis itu memiliki karakter seperti itu.

“––Maaf membuatmu menunggu, aku sudah mengatur persiapannya.”

Elfiona kembali dari ruang belakang.
Membawa perangkat tablet besar di kedua tangan.

Dia duduk di kursi beroda dan bertatap muka di depan Leonis.

“Buat dirimu senyaman mungkin ya.”

“....Ap- ya.”

“Kenapa? Kamu tidak perlu setegang itu.”

Memiringkan kepalanya, Elfiona tersenyum dan tertawa pelan.

“.....”

Tepat di depan mata Leonis adalah payudara besar.

....Ya ampun, meski tidak sebaik gadis pelayan itu, tapi jujur, godaan matanya benar-benar beracun.

Dengan wajahnya yang sedikit kemerahan, Leonis memalingkan muka.

“Lalu buka pakaianmu.”

“...Eh?”

Leonis tersentak.

“Aku hanya perlu berada di atas. Sulit untuk mendapatkan data biometrik dari bagian atas pakaianmu.” 

“....”

“Maafkan aku. Apakah itu memalukan bahkan untuk anak laki-laki?”

“Tidak, tidak apa-apa....”

Leonis lalu melepas pakaian luarnya.

“Ah, apakah tidak apa melepas kaus dalamnya juga?”

“Iya...”

Ia membuka kancing bajunya dan melepas kaus dalamnya, memaparkan kulit putih bersih tanpa noda sedikit pun.

“Ya, sudah cukup. Kulitmu benar-benar indah.”

Elfiona menuju ke punggungnya.

Ujung jarinya yang dingin menyentuh area di sekitar tulang belikat.

....P-Perasaan apa ini....?

Dipandang oleh seorang senpai yang lebih tua, ia diserang oleh rasa malu yang luar biasa.

“Pedang Suci〈Eye Ove the Witch*〉 Activate.”

*Jewel of Clairvoyant.

Ketika Elfiona mengucapkan sesuatu, munculah jewel transparan di dekatnya.

Sederet angka-angka bercahaya yang tak terhitung jumlahnya berputar di sekitar jewel tersebut dengan kecepatan tinggi.

“Dengan begini, kita bisa mendapatkan data biometrikmu, Leo-kun.”

Elfiona menutup matanya sambil memegangi kulit telanjang Leonis.

Jewel bercahaya mulai melingkari Leonis.

“....Hmm, ini aneh.”


Elfiona berkata dengan rasa ingin tahu.

“B-benarkah begitu?”

Leonis sedikit terkejut.

“Ya, aku tidak bisa melihat aliran mana––”

.....Ups.

Mungkin aku menggunakan 《Magic Hidden》 terlalu kuat.

“––Um, senpai, bisakah aku bertanya sesuatu?” ucap Leonis dengan tergesa-gesa untuk mengalihkan topik pembicaraan.

“Ya, apa?”

“Elfiona-senpai, mengapa kamu bergabung di peleton ini?”

Dengan Lisellia tidak bisa mengikuti aktivitas akademi dengan baik, karena belum bisa mewujudkan kekuatan Pedang Suci dan alasan dia bergabung di peleton ini, seorang siswa senior, jujur, Leonis ingin tahu.

Selain itu, foto yang aku lihat tadi—

Setelah mendengar pertanyaannya, dia sedikit menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya, menggumamkan beberapa kata.

“––Aku telah kehilangan kekuatan Pedang Suci.”

“...Apa?”

Leonis tanpa pikir bertanya.

“Bukankah sekarang senpai sedang menggunakannya?”

Elfiona menggelengkan kepalanya dengan lembut.

“Apa yang aku gunakan saat ini bukan kekuatan asli dari Eye Ove the Witch, ini adalah kemampuan terbatas.”

“Benarkah begitu?”

“Ya, aku dulu penyerang yang berperan sebagai penembak, bukan operator.”

“B-berperan sebagai penembak?”

....Senpai yang lembut ini?

Dia mengambil bingkai foto di atas meja.

“Peleton ke-7 tempat aku bergabung dulu adalah peleton yang seimbang dan sangat unggul. Peringkat di akademi juga cukup tinggi, dan telah menuntaskan beberapa misi menaklukkan Void. Akan tetapi––”

Kemudian, Elfiona menarik nafas pendek.

“Setengah tahun yang lalu, peleton kami mendapat serangan kejutan dari Void selama misi penyelidikan reruntuhan.”

“.....”

Kawanan Void yang muncul dari reruntuhan itu sangat cerdik. Sudah terlambat ketika mereka menyadari bahwa mereka telah terjebak. 

Radiasi gelombang gangguan yang kuat menyusul segera setelah dihadapkan dengan kawanan itu, yang membuat sistem komando terganggu.

Diserang secara mendadak oleh segerombolan Void, dua rekannya kehilangan nyawa mereka

... Hanya kebetulan Elfiona bisa selamat.

Tidak ada yang menyalahkannya karena meninggalkan teman-temannya dan melarikan diri.

Sudah menjadi tugas setiap Pendekar Pedang Suci untuk bertahan hidup dan membawa kembali data Void ke akademi dengan segala cara.

Namun, justru gadis itulah yang menyalahkan dirinya sendiri.

Dia merasa bersalah karena dialah satu-satunya yang selamat sementara semua teman-temannya terbunuh dan terus menyalahkan dirinya sendiri.

Dan sebagai akibatnya––
Pedang Sucinya telah kehilangan kekuatan aslinya.

Jarinya yang menyentuh punggung Leonis secara samar-samar bergetar.

Setiap jewel yang melayang di udara memancarkan cahaya kecil, seolah ingin meluapkan semua perasaannya ──

“Dialah orang yang datang dan memanggil orang sepertiku.”

Ia mengatakan bahwa Lisellia telah berulang kali mengunjunginya, yang mengurung diri di dalam kamarnya, dan memohon untuk bergabung dalam peleton.

“Awalnya aku terus menolak, tetapi pada akhirnya aku kehilangan pikiran keras kepalaku––”

“....J-jadi begitu ceritanya.”

Leonis meyakinkan di suatu tempat di dalam hatinya. Dia merasa bahwa Lisellia memiliki kekuatan misterius yang dapat mendorongnya dan keluar entah bagaimana.

──Popularitas, sesuatu yang berbeda dari karisma.

Elfiona dengan lembut melepaskan punggung Leonis.

Cahaya Jewel yang berputar berubah menjadi cahaya hijau muda.

“Yap, pendaftaran informasi biometrikmu selesai. Aku akan tetap menyinkronkannya dengan terminal komputerku.”

Ketika dia berdiri, dia mulai mengetik data dengan cepat ke tabletnya.

“.....Mari kita lihat, meski wajahmu imut, secara mengejutkan kamu suka mengamati dada .... Oh, begitu ya.”

Elfiona sekilas melihat ke belakang, ekspresi wajahnya terlihat bingung.

.....Tunggu, informasi macam apa itu!?

“Tunggu, apa informasi seperti itu termasuk dalam informasi biometrik?”

“Leo-kun, kamu jangan berpikiran mesum ya.”

“I-itu salah paham....!”

Ditegur olehnya, Leonis segera menyangkalnya –– dan layar yang ditampilkan di terminal lain yang diletakkan di atas meja tiba-tiba menarik perhatiannya.

Sepertinya itu adalah peta di sekitar kota taktis ini.

Itu mengingatkanku, dia bilang akan ada penyelidikan di reruntuhan dasar laut.

“Elfiona-senpai, boleh tidak aku pinjam terminal yang di meja itu nanti?”

“....? Ya, itu tidak masalah tapi...”

Atas permintaan Leonis, Elfiona sedikit memiringkan kepalanya.

        ◆

Leonis kembali ke kamarnya setelah Elfiona meminjamkan terminal cadangannya.

Dia mengerti, tampaknya gadis itu memiliki banyak jenis perangkat terminal seperti ini.

.....Dia itu seorang kolektor apa?

Ketika ia membuka pintunya, terdengar suara percikan air yang menggoda, yang datang dari bagian belakang kamar.

.....Sepertinya dia sedang mandi.

Entah karena apa, setelah sedikit berdehem, Leonis duduk di tempat tidur.

Mendekatkan ujung jarinya ke perangkat model tablet untuk memasukkan Mana, layar tampak berkedip, lalu bersinar, dan peta dengan titik-titik merah bermunculan.

Ini adalah data penyebaran void yang kerap muncul di sekitar area ini dalam beberapa bulan terakhir.

Seperti yang aku pikirkan, sepertinya ada hubungannya dengan ini....

Ogre, Troll, Chimera, Wyvern, dan ––

Dalam peperangan antara manusia dan Pasukan Raja Iblis, banyak monster kuat ditempatkan di medan perang.

Pandangan Leonid tentang bentuk-bentuk tiap Void adalah, karakteristik mereka mirip dengan monster-monster zaman dulu.

Dan, di mana Void besar berasal adalah dari reruntuhan dan medan perang lama tersebut.

Kemudian, di atas semua itu, anehnya frekuensi munculnya di wilayah laut di sekitar kota ini, sangat tidak merata.

Ini awalnya adalah tempat di mana gurun Sidon, medan peperangan Pasukan Iblis dan Enam Pahlawan.

Monster dan pasukan undead yang tak terhitung jumlahnya, serta, tempat tidur untuk Arkil Degladiolus, sang Great Sage dari Enam Pahlawan, yang menyatu bersama Pohon Suci.

.....Apa Void adalah bentuk transformasi dari monster kuno karena semacam kekuatan sebagai pemicunya?

Mungkin, hipotesa ini tidak sepenuhnya salah.

Namun demikian, masih ada beberapa poin yang meragukan.

Meskipun aku harap kerangka monster purba dll, seharusnya sudah menghilang sejak lama––

...Void yang bersarang di masoleum telah menghilang tanpa jejak.
Ya, itu karena mereka telah disembunyikan di dalam 〈 Space Shadow〉-ku, yang membuatnya nampak seperti mereka menghilang entah kemana.

Ada juga anggapan bahwa mereka itu spesies penyerang atau senjata dari dunia lain.

Namun, kalaupun sebagai senjata, aku pikir keragaman mereka terlalu berlebihan.

Pertama-tama, tujuannya untuk menyerang umat manusia juga tidak jelas.

Bagaimanapun, dengan adanya kemungkinan keberadaan sarang dan hal-hal lainnya, sepertinya aku perlu menyelidiki dasar laut ini.

Void bisa menjadi penghalang utama dalam membangun kembali pasukan Raja Iblis.

Lagipula, itu akan sangat menjengkelkan bahwa roh-roh jahat memerintah di wilayah kekuasaan raja iblis.

Merasakan kehadiran orang, Leonis mematikan layar terminal tablet.

Bayangan kaki Leonis sedikit bergoyang.

“Saya baru saja kembali, Raja Iblis-sama.”

Apa yang muncul diam-diam adalah pelayan bayangan, Shirley Shadow Assassin.

Gadis berambut hitam itu berbalik dan membungkuk dengan anggun.

“Aah, Shirley, aku telah membuatmu bekerja keras.” katanya, memberi apresiasi pada gadis itu.

“Saya tidak layak menerima pujian itu.”

“Jadi adakah informasi yang kau dapatkan tentang manusia?”

“Iya––” katanya, mempersembahkan sebuah kantong kertas besar di hadapan Leonis.

“Ini benda apa?”

Leonis bertanya dengan penuh tanda tanya.

“Ya, tampak seperti manisan, tapi mereka menyebutnya donat, Raja Iblis-sama”

“Fumu?”

Ketika Shirley membuka bungkusan itu, aroma manis berkumpul di dalam ruangan.

“O, tolong Tuan makan ini.”


“……”

Leonis mulai mencicipi donat yang gadis itu serahkan.

“......Bagaimana rasanya?”

“Mm, ini enak.”

Manisnya gula terasa mengisi penuh di mulutnya. Pada situasi di mana ia ingin secangkir teh.

“Saya tidak lupa membeli minuman.”

“Ho, kau cukup pintar juga ya.”

“Ini jus tapioka.”

Minuman ini rasanya agak aneh di mulut.

Shirley juga mulai makan donat.

......Itu tidak apa-apa, tapi aku ingin kau tidak membuang sisa makanan ke 〈 Shadow Space〉-ku.

“Selain itu, saya juga membeli berbagai makanan. Seperti es krim––”

Shirley mencoba mengeluarkan berbagai manisan dari kantong kertas.

“Tunggu, tunggu––”

  “……?”

“Sudah cukup tentang informasi makanannya. Lalu apa ada informasi lain?”

  “……”

“Jangan bilang, selama ini kau tidak melakukan apa-apa selain membeli makanan ini?”

“……”

Pelayan bayangan memalingkan muka.

“Baiklah tidak apa, bahkan satu makanan pun merupakan indikator untuk mengetahui tingkat peradaban.”

Leonis menghela napas.

“Saya juga telah mengumpulkan informasi.” ucap Shirley, berdeham sebelum mulai berbicara.

“Tampaknya tidak ada seorang pun di kota ini yang tahu tentang Raja Iblis-sama.”

“Fumu, seperti yang sudah aku duga–”

Menurut informasi Shirley, setidaknya warga kota tampaknya tidak tahu tentang perang antara Raja Iblis dan Enam Pahlawan ribuan tahun silam, serta para dewa terdahulu juga.

Namun, ini sungguh tidak wajar bahwa tidak ada seorang pun yang tahu tentang Perang Besar itu.

Seolah-olah seseorang telah menghapus sejarah––

Baiklah, tidak peduli bagaimana, aku harus pergi ke perpustakaan Akademi Pedang Suci besok, untuk mencari tahu semua ini.

“.....Aku mengerti. Terus lanjutkan penyelidikanmu.”

“Saya akan melakukan seperti yang Tuan perintahkan.”

Shirley mengangguk dan––
Tiba-tiba, dia melirik ke kamar mandi dengan suara air.

“Jadi gadis itu telah menjadi familar Anda?”

“Oh, itu benar.”

Leonis mengangguk.

“Benarkah begitu? Apakah raja iblis-sama menjadikannya familiar tidak peduli siapa dia?”

Shirley menggembungkan pipinya, cemberut.

“Apa yang membuatmu marah?”

“Saya tidak mau tahu, raja iblis-sama bodoh....”

“Jadi kau menyebut tuanmu bodoh? Dengar, nanti kau akan kaget mendengarnya–– ”

“.....Apa itu?”

“Dia adalah familiar jenis〈 Ratu Vampir〉, undead tingkat tinggi. Dia juga telah membangunkan kekuatan misterius yang disebut Pedang Suci, dan dengan melatihnya sampai ia menjadi kuat, dia akan menjadi kekuatan perang paling terbaik sebagai pengikut kepercayaan dari Pasukan Raja Iblis.
––Bagaimana?” Ucapnya dengan bangga.

Shirley mengangkat alisnya, cemberutan di wajahnya semakin menjadi-jadi.

“Pengikut kepercayaan......? benarkah begitu?”

“Adakah yang membuatmu tidak puas?”

“Tidak~, saya benci Raja Iblis-sama!”

Merasa kecewa, Shirley memalingkan mukanya dan kembali ke dalam bayangan.

“.....kenapa dia? Dari dulu aku masih tidak mengerti dia dengan baik.”

Leonis menghela nafas seraya “ya ampun” lalu berbaring di tempat tidur.

Dengan mata terbuka, ia menatap langit-langit kamar.

...Tapi semuanya sungguh telah berubah ya. Dunia ini.

––Entah bagaimana, aku merasakan kesepian seperti lubang di dadaku.

Apa dia sungguh akan bereinkarnasi di dunia seperti ini?

Apa masih mungkin untuk membangun kembali Pasukan Raja Iblis dan sebagainya, di dunia ini, di mana baik iblis maupun monster sudah tidak ada?

.....Apalagi, untuk yang disebut Raja Iblis, yah, yang tidak dikenal orang-orang zaman sekarang, simbol ketakutan sudah tidak relevan lagi.

Leonis tersenyum masam.

Aku harus menemukan dia.

Untuk alasan itu, aku bersedia untuk menutup diri dari pandangan dunia sebagai keberadaan Raja Iblis.

Dan, itu bukan hal buruk.

Kebetulan secara tidak terduga, dia juga mendapatkan familiar Vampir terkuat.

Meski dia masih belum matang, ada beberapa harapan yang menjanjikan di masa depan.

Jika dia menerima pelatih khusus dari Raja Iblis, dia pastinya akan menjadi pengikut yang superior.

Dan begitulah pikirnya, hingga tiba-tiba terdengar bunyi berderak, suara pintu kamar mandi terbuka.

“……!?”

Leonis secara reflek mengarahkan pandangannya ke sana.

Rambut perak indah basah––
Dengan air masih menetes, sosok Lisellia dengan handuk keluar dari kamar mandi.

“Oh, Leo-kun, sekarang kamu bisa menggunakan kamar mandinya lho.”

...Itulah mengapa, dia terlalu rentan!

Leonis menjadi sangat bingung, memegangi kepalanya, dan memperlakukannya sebagai seorang anak kecil.

        ◆

Pada fajar, esok sesudah pesta penyambutan––

Terbangun tepat di bawah 〈Kota Taktis ke-7〉, di dasar lautan paling dalam.

〈Enam Pahlawan〉 , yang dijuluki sebagai kebijaksanaan paling agung umat manusia.

Orang yang mengorbankan dirinya, menyatu bersama 〈Pohon Suci〉, 〈Great Sage〉–– Arkil Degladiolus.

Namun, kini ia telah berubah menyerupai makhluk lain.

Familiar dari kehampaan–––menciptakan persemaian raksasa yang melahirkan 〈Void〉.

Akan tetapi––

Sepotong kecil alasan, yang ditinggalkan oleh seorang manusia yang dijuluki Great Sage, walau samar....

Ia merasakan kebangkitan musuh bebuyutan.

.....Ra...Ja..... Ib.....lis... Raja.....Iblissssssssss––

Kebencian lama yang mengakar kuat, membangkitkan jiwa yang telah terkikis oleh kehampaan.

Akar-akar Pohon Suci menggeliat aneh di dasar laut.

Dari nodul pohon itu, Void yang tak terhitung jumlahnya, dilahirkan.

GOOOOOOOOOOOOOOOAAAH ─ ─!

Gerombolan Void berteriak kegirangan.

Seolah merayakan kebangkitan raja––

        ◆

『Laporan dari nomor 03. Deformasi kerak bumi skala besar telah terkonfirmasi di dasar laut––』

『Roger. Peleton ke-13 harus terus mengamati dengan hati-hati』

『Roger––tunggu, apa itu––!!?』

Sebuah tim investigasi Pendekar Pedang Suci, yang menyelam ke bawah laut dengan kemampuan Pedang Suci, mengeluarkan suara keterkejutan.

『Nomor 03, apa yang terjadi?』

『A-apa itu .... UUAAAAAAA!!』

Di depan matanya, muncul pemandangan yang menyeramkan.

Dia jatuh dalam kepanikan.

『Dimohon tenang, nomor 03, tolong jawab saya──』

『I–tu, itu..... Tidak mungkin, semuanya Void.....!』

Suara keputusasaannya ditenggelamkan oleh derau, terputusnya saluran komunikasi.

Related Posts

Posting Komentar