The Dropout Swordsman-Spamming the 100 Million Years Button - Chapter 24 Part 01 Bahasa Indonesia

Posting Komentar
Chapter 24 Part 1 – Pendekar Pedang Sihir & Organisasi Hitam [7]

Aku tidak menghentikan kelompok jubah hitam dan Dodriel untuk melarikan diri. Itu karena, tidak ada waktu untuk menghentikan mereka.

“Ria, Rose ...! Bangun!”

Aku mengguncang bahu mereka sedikit lebih kuat, tapi ... mungkin karena luka yang diderita mereka terlalu banyak, jadi mereka tidak bereaksi sama sekali.

“Sial…”

Aku tidak punya pilihan selain membawa mereka berdua di kedua sisi dan mulai berlari menuju pintu keluar dengan kecepatan penuh.

(Tolong ... tenanglah diriku...!)

Kelompok jubah hitam dengan mudahnya menarik mundur. Terlalu mudah sampai-sampai membuatku merasa gelisah.

Penarikan mereka terlalu tepat waktu ... dan itulah yang membuatku takut.

Ditambah lagi — adanya keberadaan bahan peledak besar tak pelak terlintas di benakku.

“Uoooooooh!”

Dengan putus asa aku berlari menuruni tangga.

Alih-alih lari ke bawah – itu lebih merupakan momentum langsung terjun ke bawah.

Dari lantai 6 ke 5.
Dari lantai 5 ke 4.
Dari lantai 4 ke 3.

Aku bergerak dengan hati-hati namun cepat agar tak menyakiti mereka berdua sebisa mungkin.

“Sedikit lagi…!”

Ketika aku akhirnya tiba di lantai pertama dan melihat pintu keluar, terdengar bunyi tak mengenakkan seperti “Kin” atau agaknya seperti sesuatu meledak.

Tekanan hebat yang mampu membekukan tulang belakang dan menelan seluruh tubuhku.

(Tidak mungkin…!?)

Saat kemudian, ada ledakan besar yang tiada bandingannya dengan ledakan sebelumnya.

Titik ledakan mungkin ada di ruang VIP lantai 7.

Dan daya ledaknya jauh melebihi dugaan.

Tak hanya sebatas gedungnya saja. Itu cukup kuat untuk menerbangkan seluruh area di sekitar sini.

“UOOOOOOOO!”

Aku langsung lari, untuk menjauh dari dampak ledakan itu.

Tapi – tidak peduli berapa banyak latihan keras yang aku jalani, bagaimanapun aku tetaplah manusia.

Ada batas kecepatan, dan aku tidak bisa berlari lebih cepat dari ledakan.

(Sial, aku tidak bisa keluar tepat waktu...)

Setidaknya sebagai perlindungan, aku memeluk erat Ria dan Rose yang tengah pingsan.

(Paling tidak aku bisa menjadi tameng walau hanya sedikit untuk mereka berdua...)

Berharap begitu, selepas kemudian dalam persiapan untuk dampak ledakan,

Desiccate -〈Withered Parasol〉”

Ledakan yang akan mendekat tepat di belakangku langsung menghilang tanpa bekas.

“...eh?”

Aku tertegun.

“Kecuali itu bukan serangan mendadak, ledakan kecil dan membosankan seperti ini bukan masalah besar.”

Wanita yang menghapus ledakan itu tertawa aneh.

“K-Kamu ...”

Saat aku membuka mulutku.

“Seperti yang diharapkan dari Rize-sama ... Aaaaaa!”

“O itu luar biasa! Memang, seperti yang diharapkan dari satu-satunya wanita dari Lima Pedagang Besar!”

“Ha ha ha! Keluarga Besar Dorahain akan aman selama beberapa dekade mendatang!”

Orang-orang di sekitarku bersorak gembira.

(...Keluarga Dorahain?)

Nama keluarga itu kalau tak salah ... nama yang sama dengan Presiden Akademi Raja Es, Ferris-san.

Dan bila aku perhatikan lebih teliti, raut wajah dan pakaiannya mirip dengan Ferris-san.

Kulit sehat, awet muda dan kencang.

Celah mata rubah yang panjang.

Kimono indah laksana api dengan desain merah-putih.

Rambut panjang putih agak kemerahan dikumpulkan di samping, dan hiasan jepit rambut yang meniru api terang sangat mencolok.

(Mungkin mereka bersaudara...?)

Sementara aku berpikir begitu,

“U-Uun...?”

“...A-aku di mana?”

Ria dan Rose mulai siuman.

“Ria, Rose! Kalian akhirnya bangun ...”

Aku menepuk dadaku karena lega.

“Allen...? O-Oh ah, orang itu!?”

“Di mana pendekar pedang itu!?”

Yang mereka maksud pasti Dodriel. Keduanya segera bangkit dan memasang sikap waspada.

“Tidak apa-apa, aku sudah mengalahkannya.”

“...Be-benarkah? Kamu memang kuat, Allen....”

“...Ini membuatku frustasi.”

Lalu mereka diam-diam menggigit bibir mereka.

Kalah dari Dodriel sepertinya sangat tak tertahankan bagi mereka.

(Apa yang harus aku katakan di saat seperti ini ya...)

Ketika aku memikirkan hal itu, seorang wanita tiba-tiba memanggilku.

“Iyaa, terima kasih, Allen-kun. Kau benar-benar menyelamatkan kami.”

Ia adalah wanita dari anggota keluarga bangsawan terkenal, House Dorahain, yang menghapus ledakan besar barusan, dan dihujani pujian.

Aksen utaranya lebih kental dari Ferris-san.

“T-Tidak, aku juga berterima kasih atas bantuannya. Itu benar-benar hebat ... Untuk menghapus ledakan kuat itu dalam sekejap.”

Tadi dia menyebutnya 〈Withered Parasol〉.

Kemampuan macam apa yang dimiliki oleh gaun jiwa itu?

“Ahaha. Iyaya, itu hanya teknik bela diri kecil-kecilan.
Kau benar-benar pandai menyanjung orang, yaa ... Allen-kun.” Katanya, tertawa senang, dan menyembunyikan mulutnya dengan lengan kimononya.

“Teknik bela diri ... kah?”
"Tekanan" yang kurasakan hanya sesaat itu jauh melampaui level itu...

“Ups, aku belum memperkenalkan diri –– Aku Rize-Dorahain. Aku menangani sistem pembiayaan skala luas dari Lima Pedagang Besar. Aku harap kita tetap rukun mulai sekarang.”

“Namaku Allen-Rodore. Aku seorang siswa dari Akademi Pedang Seribu, dan kini aku bekerja sebagai pendekar pedang sihir untuk sementara waktu.”

“Aa, sudah kuduga! Kau memang Allen-kun itu ya!”

Dia bertepuk tangan, dan mengangguk penuh keyakinan,

“Aku sudah mendengar sedikit tentangmu dari adikku, Ferris lhoo.”

“Begitukah?”

Seperti yang aku duga, Ferris-san dan Rize-san benar bersaudara.

“Aku dengar bahwa kau lah yang mengalahkan anak paling favorit gadis itu, Sid ...『 Benar-benar tak termaafkan』atau lebih, dia teriak-teriak!”

“Y-Ya, apa yang bisa aku katakan soal itu...”

“Fufu, anggap saja itu ocehan anak kecil, dan jangan khawatirkan itu.” katanya, melambai tangannya.

Tak seperti orang yang mengecewakan seperti Leia-sensei dan Ferris-san, Rize-san adalah apa yang bisa aku sebut 『Wanita Dewasa』.

Bagaimana aku harus bilangnya ya, dia punya sesuatu seperti ketenangan dan keanggunan ... pesona seperti itu meluap-luap darinya.

“Uun, tapi sekarang aku sangat berhutang budi kepada Allen-kun ... apa yang harus aku lakukan?” Katanya, menelengkan kepalanya.

“S-sampai disebut hutang budi, itu tidak ... Aku hanya melakukan hal yang paling alami sebagai pendekar pedang-”

Related Posts

Posting Komentar