Chapter 28 Part 1 - Periode Perekrutan dan Kelompok Aneh [1]

Posting Komentar
Chapter 28 Part 1 - Periode Perekrutan dan Kelompok Aneh [1]

Setelah itu, selama seminggu, aku belajar soul-dress selama jam kelas, dan sepulang sekolah, aku mengayunkan pedangku sendirian –– itu adalah seminggu yang sangat memuaskan.

Sejak saat itu, aku menghadapi orang itu berkali-kali dan kalah setiap kali.

Tapi ini bukan berarti aku tanpa kemajuan.

Orang itu, yang begitu kuat hingga tak terkalahkan, pernah sesekali menghindari tebasanku selama beberapa hari terakhir.

(Mungkin sekitar ke-100 kali...?)

Bahkan aku sendiri menganggap “Itu tebasan yang bagus!”.

Orang itu selalu mengelak hanya selama tebasan tertentu.

Pada awalnya, aku pikir “Apa dia sengaja?”, tetapi ternyata tidak.

Orang itu yang selalu menangkap tebasanku dengan tubuh kuatnya ... hanya ketika aku melepaskan tebasan yang baik dia selalu menghindar tanpa gagal.

Orang itu ... mungkin menilai bahwa akan dapat luka fatal kalau tidak segera menghindar.

Memikirkan itu ... membuatku senang. Jantungku berdetak kencang.

Apa yang belum bisa kupotong sampai kini, akhirnya akan bisa kupotong. Kuberduka cita akan pertumbuhan.

Perasaan seperti itu meluap dalam diriku.

Ini seperti pertama kalinya aku sedikit memotong ruang di penjara waktu.

(Kalau aku terus berlatih seperti apa adanya, aku pasti akan bisa mengalahkan orang itu suatu hari nanti. Kalau itu betul terjadi, aku juga bisa belajar soul dress...!)

Sementara aku menunggu Ria di pintu masuk ruangan dan memantapkan hati dengan harapan,

“Maaf membuatmu menunggu, Allen! Aku agak ketiduran tadi...”

“Tidak apa-apa. Kita masih punya banyak waktu.”

Masih ada 30 menit lagi sampai dimulainya jam pertama. Karena asrama ini letaknya di dalam Akademi Pedang Seribu, jadi berangkat 5 menit sebelum dimulainya jam pertama pun, kami masih akan tiba tepat waktu –– dengan begitu, masih ada banyak waktu luang.

“...Lebih penting lagi, apa kamu baik-baik saja? Kelihatannya kamu tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini?”

Aku bertanya-tanya apakah itu sekitar waktu ketika kami mulai mengikuti materi soul dress sehingga membuatnya begini?

Akhir-akhir ini Ria sulit tidur. Bahkan setelah dia tertidur, dia menggumamkan suara-suara menyakitkan dalam tidurnya sambil membolak-balikkan badannya lagi dan lagi.

Saat aku bertanya padanya dengan cemas,

“…… !? U-Umm itu ... jangan terlalu sering melihat wajah tidurku...” dia tersipu malu dengan merona wajahnya saat mengatakan itu.

“Ah, tidak, M-Maaf ...”

Mungkin kurang pantas untuk mengatakan itu kepada seorang gadis remaja...

Ketika aku bingung mengenai apa yang harus aku katakan selanjutnya,

“...A-apa wajahku terlihat aneh?” Ria dengan takut bertanya kepadaku.

“K-kalo itu tak masalah! Wajah tidurmu terlihat cantik seperti biasanya!”

“C-cantik... terima kasih.”

“Ah, s-sama-sama...”

“……”

“……”

Ria terdiam, dan aku juga tidak yakin harus berkata apa.

“……”

“……”

Suasana aneh yang tak bisa dijelaskan melayang di atas kami dan bunyi detak dari jarum detik jam dinding terdengar keras.

(R-Rasanya enggak enak ... Tapi aku harus melakukan sesuatu agar suasana ini menjadi terkendali...!)

(Sekarang aku harus bagaimana ... tiba-tiba ini jadi aneh...!)

Kemudian sedikit ... tidak, secara paksa, aku mencoba menerobos suasana aneh itu dengan kekuatan kasar dari suara yang keras.

“...Kalau begitu, ayo kita berangkat!”

“O-oh…! Benar!”

Ria menangkap maksudku dengan baik, jadi kami pun berhasil keluar dari jalan buntu dengan aman. Setelah itu, Ria dan aku meninggalkan asrama sembari menahan ketegangan yang luar biasa tinggi.

Dan saat kami tiba di gedung utama Akademi Pedang Seribu,

“Klub renang! Bagi yang berminat silakan bergabunglah ke klub renang kami...!”

“Kamu yang di sana, apa kamu ingin mengasah ilmu pedangmu? Bagaimana kalau bergabung dengan Klub Seni Pedang ...”

“Ayo kita berlari lebih cepat, di sinilah Track Club! Track Club! Siswa tahun pertama! Bergabunglah dengan Track Club dan marilah kita bersama-sama berlari layaknya angin!”

Baju renang, seragam seni bela diri, celana pendek –– para senpai yang mengenakan seragam klub masing-masing membagikan banyak brosur.

“A-apa ini...?”

“Sama, aku juga tidak tahu...”

Saat kami tertegun dan menatap tontonan aneh ini,

“Oh, kamu yang di sana! Fisikmu terlihat bagus! Maukah kamu bergabung dengan Klub Judo!?”

“Wow, gadis yang cantik! Maukah kamu bergabung dengan Klub Pemandu Sorak kami!? Kami memiliki banyak kostum imut!”

“Ah, kalian berdua! Bagaimana dengan Klub Daki Gunung!? Pemandangan setelah mendaki gunung yang curam, tak tergantikan oleh hal lain!”

Dalam sekejap mata, kami dikelilingi oleh banyak senpai dan diberi banyak brosur.

“Wowowow!? Eh, aku...!?”

“A-Ayo, Ria!”

Aku menarik tangan Ria dan berlari menuju gedung utama. Rupanya mereka dilarang merekrut di gedung akademi, dan segera melancarkan serangan ke target berikutnya.

“Fuu…”

“I-itu mengagetkankuu...”

Sebelum aku menyadarinya, banyak brosur dimasukkan ke dalam saku seragamku, dan Ria memiliki banyak brosur juga di tangan kirinya.

“Itu ... perekrutan, kan?”

“Mungkin begitu...”

Sambil berbicara tentang itu, kami menuju ke ruang kelas kami.

Dan begitu kami memasuki kelas 1A, ada pemandangan teman sekelas kami yang kelelahan.

“Jadi, tak cuma kita berdua saja ya...”

“Kelihatannya begitu...”

Menilai dari kondisi kelelahan mereka, semua orang sepertinya melalui hal yang mengerikan sama seperti kami.

Ketika aku dan Ria sampai di kursi kami –– Tessa, pendekar pedang dari gaya Zantetsu, berbicara kepadaku dalam keadaan kuyu.

“Yo, Allen ... apa kau juga ditargetkan?”

“Un, cuma sedikit sih ... kau kelihatannya sama juga, kan?”

Wajahnya tak karuan, dan yang paling wah lagi, jumlah brosur yang diletakkan di atas mejanya, menunjukkan damage yang besar.

“He-hehe, hebat, kan? Kebanyakan brosur ini dari klub judo, kau tahu...? Mereka bilang fisikku cocok dengan klub judo dan sebagainya...” Tessa menunjuk ke mejanya sambil tertawa dengan tawa yang dipaksakan.

“Itu gila abis ... tiba-tiba aku dikelilingi oleh 10 senpai berkeringat dalam seragam judo mereka ... dan berkali-kali hampir pingsan karena kejantanan dan daya tarik mereka yang kuat ...”

“K-Kedengarannya sulit ...”

Sungguh membayangkan situasinya saja, rasanya kayak di neraka...

“Naa, Tessa. Ada apa dengan perekrutan yang tak biasa ini?”

“...Nn? Astaga, kau tak tahu ini Allen? Satu minggu dari hari ini adalah periode rekrutmen baru – periode rekrutmen untuk siswa tahun pertama.”

“Bulan Mei ini? Loh, bukannya biasanya harus pada bulan April tepat setelah pendaftaran?”

Setahuku periode rekrutmen untuk siswa baru di Akademi Kejuruan Pedang Gran adalah pada bulan April.

“Aa, itu benar kalau di akademi kejuruan pedang biasa. Tapi Lima Akademi itu berbeda. Pada satu bulan setelah pendaftaran, siswa baru harus berkonsentrasi pada pelajaran soul-dress, jadi perekrutan dilarang untuk bulan itu.”

“Begitu ya ... jadi perekrutan siswa baru dimulai pada bulan Mei setelah pelajaran soul-dress selesai, begitu...”

“Tepat sekali. Seminggu dari sekarang, pada saat kita berangkat dan pulang .... atau juga saat istirahat makan siang kurasa. Kita takkan bisa beristirahat sepanjang minggu ini ... jadi bersiaplah.” katanya, dan duduk di kursinya, yang telah berubah menjadi papan iklan untuk Klub Judo.

“Ini kedengarannya mengerikan...”

“Ya ... aku dengar kalau 『Periode perekrutan Lima Akademi sangat hebat』, tetapi ternyata setelah mengalaminya sendiri ... hah~...”

Beberapa saat kemudian, pintu Kelas 1A terbuka dengan suara derakan. Pada saat yang sama, sekelompok brosur perlahan menginvasi ruang kelas.

(TLN: Hm, nggak tahu gambarannya kaya gimana)

Aku tidak tahu punya siapa itu, tapi sepertinya dia habis menerima critical hit...

Gerombolan itu perlahan mendekatiku –– dan brosur ditempatkan di kursi di depanku.

“…puha.”

Itu Rose dengan rambut perak kemerahan terlihat acak-acakan seperti biasa. Toh, dia orang lesu di pagi hari. Tentunya dia diberi selebaran ini sambil berjalan loyo ke kelas seperti biasa.

“Selamat pagi, Rose... tadi itu tampak mengerikan ya.”

“Jumlah brosurmu ... mungkin yang paling banyak di kelas ini.”

“...Pagi.”

Kantuknya mungkin telah melampaui gangguan dari brosur. Seperti biasa, dia meregangkan tubuhnya dengan ahoge yang menonjol di kepalanya.

“Fuwaaa ... periode perekrutan luar biasa ya...”

“Itu benar, aku sampai kaget loh.”

“Itu keramaian yang tak terduga.”

“Allen dan Ria, klub mana yang kalian ikuti?”

“U-n ... aku belum memutuskan.”

“Aku juga belum,”

Sebagai salah satu kesenangan nyata dalam kehidupan siswa, aku ingin menjadi anggota dari klub tertentu.

Tapi aku belum memutuskan ke mana harus bergabung.

Mendengar nama “Klub Seni Pedang”, aku sedikit tertarik, tapi hanya itu.

“Aku juga belum memutuskan. Bagaimana kalau kita lihat-lihat nanti, sehabis jam pelajaran?”

“Tentu saja aku tidak keberatan.”

“Setuju, ayo kita pergi bersama!”

Jadi, kami bertiga memutuskan untuk melihat aktivitas masing-masing klub bersama setelah kelas usai.

Related Posts

Posting Komentar