Chapter 58 - Ujian Masuk

Posting Komentar
Ujian Masuk

Penerjemah: RA
Editor: Kyaanovel

Hikaru dan Lavia sedang mengurus prosedur pendaftaran mereka ke akademi. Mereka menuju ke kantor administrasi yang merupakan bangunan tiga lantai di tempat terbuka. Bangunan administrasi yang sebesar itu mengindikasikan seberapa besarnya akademi itu sendiri.

“Mendaftar masuk di waktu seperti ini ... huh?” Di belakang meja di lantai pertama, petugas itu — seorang wanita tua yang rambutnya sudah mulai beruban — mengamati mereka berdua secara terang-terangan.

“Kudengar Akademi menerima siswa sepanjang tahun.” balas Hikaru. 


“Itu benar. Tapi ada waktu yang lebih tepat untuk mendaftar, awal musim semi atau tepat sebelum musim dingin dimulai. Orang yang mendaftar saat tengah musim panas ini entah itu pemalas atau orang luar.”

Sepertinya di Scholarzard – di mana musim dingin berlangsung lama – merupakan hal penting tentang bagaimana seseorang menghabiskan waktunya selama musim itu. Bagaimanapun dia benar tentang mereka berdua dari ‘orang luar’.

“Lha terus kenapa? Aku yakin ada kebijakan akademi agar tidak menolak orang yang mendaftar, kan?”

“Selama pendaftar mampu membayar biayanya, tentu saja.”

“Oh, kau ragu kami tak mampu membayar? Harusnya kau bilang itu dari awal.”

“Ap-.”

Vena muncul di dahi petugas itu.

“Bocah kurang ajar! Dari mana asalmu?!”

“Ponsonia, memangnya kenapa?”

“Hn!”

Dia menyebut tempat itu karena secara teknis Roland berasal dari sana. Semua orang di sana terdiam dan menatapnya, bahkan orang di dalam kantor juga.

“Ho~…kamu dari kerajaan penuh ambisi itu yaa? Saya jadi mengerti kenapa bocah sepertimu bisa begitu percaya diri.” 

Hikaru menghela nafas.

“Apa hubungannya kepercayaan diri dengan pembelajaran? Selesaikan saja pendaftarannya, di sini kami tak mau membuang-buang waktu.”

“Saya tidak bisa mengurus pendaftaranmu.”

“Ha?”

“Kami akan mengadakan ujian untuk menentukan apakah kamu layak mendaftar ke akademi. Ini adalah bagian dari aturan dan regulasi Akademi jadi kamu tidak punya hak veto (Menolak). Kamu baik-baik saja dengan ini?”

Dari yang Hikaru dengar, akademi menerima siapa pun selama mereka membayar sejumlah uang yang telah ditentukan. Dengan biaya yang tinggi, hanya siswa reguler dengan ambisi tinggi atau anak-anak kaya yang bisa masuk. Dalam kasus lain, akademi mengundang para petualang yang telah mencapai prestasi luar biasa dan memiliki masa depan yang menjanjikan sebagai mahasiswa penerima beasiswa. Dia belum pernah mendengar tentang adanya ujian. 

“Kenapa aku harus—.”

“Kalau kamu tak percaya diri tidak apa-apa. Silakan ... kamu boleh pergi.”

“…Ujian macam apa tepatnya?”

“Soal itu…ah kebetulan sekali.”

Petugas itu tersenyum saat seorang pria besar, dengan tinggi lebih dari dua meter memasuki kantor.

“Ujiannya sederhana, kau menang kalau kau mampu mendaratkan fukulan ‘fatal’ pada lawan. Pakai seragam ini. Ini adalah alat sihir yang mampu meredam dampak jadi kau tak perlu khawatir soal keselamatanmu. Namaku Mikhail dari kelas Greatsword dan penasihat Akademi.” Kata pria itu.

“Ada ruang terbuka di belakang bangunan.” Imbuhnya.

 Orang yang bernama Mikhail ini punya tangan dan dada berbulu, rambut merah keriting dan brewok tebal yang tumbuh bersambung dari rambut sampai ke dagunya. Ciri khas tersebut menandakan ia sebagai seseorang yang berasal dari Jazarack, salah satu negara di Forestia.

“...Dengar, aku tahu nenek tua itu menyebalkan. Tapi apa yang kau lakukan sampai-sampai membuatnya marah begitu?” Tanya Mikhail dengan berbisik.

“Entahlah. Mungkin ia sedang di usia di mana ia akan mudah kehilangan kesabaran saat dibombardir dengan argumen valid.”

Mikhail mengangkat bahu seolah berkata "Sepertinya kau juga salah", dan berjalan menuju tempat yang ditentukan. Sebelum mereka menyadarinya, penonton secara bertahap berkumpul di sekitar area itu, duduk di bawah naungan pepohonan seolah mereka ada di sana untuk menonton semacam pertunjukan.

“Oh, si iblis dan bocah itu akan berkelahi? Mungkin bakal habis cepat.”

“Ada apa rame-rame begini?”

“Kudengar bocah itu membuat nenek tua di kantor administrasi marah, jadi dia berniat menjadikan bocah itu sebagai pelajaran.”

Para penonton saling berbincang.

Selain pedang yang dibawa di punggungnya, Mikhail memakai pakaian yang mudah untuk bergerak. Celana katunnya diselipkan ke sepatu botnya seperti seorang prajurit.

“Aku akan menggunakan ini sebagai senjataku, bagaimana denganmu?” Kata Mikhail sembari mengacungkan jempolnya ke belakang, menunjuk ke pedang besarnya.
“Ini.” Hikaru mengeluarkan dagger miliknya.

“Hmm, aku rasa senjata itu tidak bisa diandalkan.”

“Ngomong-ngomong, kenapa kau tak pakai seragamnya?”

Hikaru mengenakan jaket biru yang dipinjamkan padanya sebelum ini. Lavia memuji tentang betapa bagusnya penampilannya tapi terlihat tak peduli tentang ujian itu sendiri, seakan-akan ia sudah tahu Hikaru akan lulus.

“Kenapa kau tidak memakai seragamnya, katamu? Buhahahahahahahaha!! Kau orang yang lucu! Kau mengkhawatirkanku?”

“Terlalu percaya diri akan jadi akhir bagimu.”

“Aku benar-benar terkejut, cara bicaramu cukup cerdas untuk ukuran bocah. Aku baik-baik saja seperti ini, kalau aku mati maka seperti yang kau katakan ‘Terlalu percaya diri akan jadi akhir bagimu’. Hahaha…!”

Sepertinya dia menganggap kekhawatiran Hikaru lucu. Lucu sekali sampai-sampai ia tak bisa menahan tawanya.

“Oioi, bocah itu baru saja memprovokasi si iblis, apa dia serius?”

“Tamatlah riwayatnya.”

“Ketidaktahuan sungguh menakutkan.”

Apa mereka meremehkanku karena tinggi badanku? Hikaru penasaran.

Masih ada masa untuknya terus tumbuh, atau dia ingin percaya begitu. Tetapi ini masih sedikit mengganggunya. Toh, dia tak punya niat kalah dalam ujian ini – tidak, pertandingan ini.

【Soul Board】Mikhail Jarazack 
Usia: 32 Peringkat: 21 
30
【Vitality】
【Natural Recovery】2
【Stamina】3 
【Immunity】
*【Disease Immunity】1 
【Physical Strength】
【Strength】8 
【Weapon Mastery】
【Sword】1
【Great Sword】3
【Armor】1

Dia penasihat Akademi? .... Dia bahkan tak sekuat komandan Ordo Kesatria Ponsonia.

Hikaru tampak kesal, tapi dia sebenarnya agak salah paham tentang sesuatu. Ordo Kesatria Ponsoia adalah prajurit elit yang dilatih langsung oleh komandan mereka, Lawrence yang juga dikenal sebagai Master Pendekar Pedang. Sekelompok prajurit kelas satu milik kerajaan itu. Mereka begitu kuat, sehingga membuat Raja merasa bisa menghancurkan negara lain dengan adanya mereka.

Dengan standar petualang, Mikhail akan jadi salah satu petualang terbaik. Ngomong-ngomong, “Jarazack” di Soul boardnya bukanlah nama keluarganya. Ada kebiasaan di mana kebanyakan orang tanpa nama keluarga menggunakan nama negara mereka sebagai gantinya. Tentunya dia bukan anggota keluarga kerajaan.

“Ayolah, cepat mulai!.” Salah satu pegawai yang berada di barisan penonton berteriak.

Demikian pula, beberapa pegawai administrasi tampaknya telah bergabung dengan penonton di luar. Ada yang menonton lewat jendela-jendela gedung yang terbuka.

“Ah, kau tidak perlu menang melawanku, cukup kau tunjukkan saja kalau kau cukup kuat maka kau bisa lulus! Baiklah, ayo mulai.”

“Apa ada sinyal yang diperlukan?”

“Kita bisa mulai sekarang. Seranglah dari manapun kau suka.”

“…pedangmu masih disarungkan lho.”

“Kau bisa mengambil langkah pertama, itulah maksudku. Takkan menyenangkan kalau aku tidak memberikanmu keringanan.”

*Haa~* Hikaru menghela nafas. Diremehkan sejauh ini sebenarnya terasa menyegarkan.

“Baiklah. Satu hal terakhir ... pak tua. Kau bilang siap untuk mati, kan?”

“Hmm? Ah, ya. Tidak masalah, langsung saj—”

Mikhail tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Hikaru berjongkok, mengambil batu, dan melemparkannya dengan kecepatan luar biasa. Menuju tepat ke dahinya, Mikhail dengan tergesa-gesa mencoba menghalanginya.

“Ugh…apa yang -.”

Mikhail tidak bisa mempercayai matanya. Untuk sesaat – hanya sekelap mata – tangannya menghalangi pandangannya dan setelahnya lawannya menghilang.

“Kuh…!”

Sebuah pukulan mengenai belakang kepalanya dan Mikhail kehilangan kesadaran. Dia jatuh dengan suara keras.

“Ah…sial, itu menyakitkan.”

Hikaru membungkus tangannya dengan kain, tetap saja memukul pria itu menyakitkan. Skill Stealth miliknya sedang aktif, jadi jika dia menggunakan dagger-nya Mikhail akan langsung mati. Karena itulah dia mengalahkannya dengan menggunakan pukulan, sesuatu yang dia tidak terbiasa.

Tetap saja, pukulan di belakang kepala bisa saja fatal. Jadi dia memastikan padanya apakah dia siap untuk mati.

“Kupikir dia masih hidup….yup, dia baik-baik saja. Jika ada retak di tengkoraknya, sihir pasti bisa menyembuhkannya.” Hikaru berkata sambil memeriksa denyut nadi Mikhail dan melihat sekeliling.

“…..”
“…..”
“…..”
“…..”
“…..”

Keheningan memenuhi area itu. Hanya suara kecil tepuk tangan Lavia yang bisa didengar.

“Aku menang, jadi ini berarti ujiannya berakhir bukan?.”

“……”

“Hei, apa kau mendengarku?.”

Hikaru bertanya pada pegawai administrasi, tapi mereka hanya membuka mata dengan lebar tanpa merespon sama sekali.

“Ayolah, kau sebaiknya jangan bilang ini tidak valid. Bahkan aku sendiri akan marah juga lho.”

Dia mendekati anggota staff. Mata mereka terbuka lebih lebar, diliputi rasa takut….

“…..”

…dan jatuh dengan mulut berbusa.

Related Posts

Posting Komentar