Seiken Gakuin no Maken Tsukai Vol. 2 Chapter 1

Posting Komentar
Chapter 1 - Familiar & Raja Iblis

“Hm..”

Sinar matahari yang melewati tirai menembus kelopak matanya dan menarik kesadarannya ke kenyataan. Bocah itu pun terbangun dengan rasa lesu di sekujur tubuhnya.

Tampaknya ia masih belum terbiasa dengan tubuhnya sekarang. 

Wajahnya terlihat polos dengan kulit yang segar dan kencang. Rambutnya yang gelap, segelap malam. Dan ia seringkali bangun dengan jumbai di rambutnya.

Bocah itu menguap kecil dan menggosok matanya. 

Perasaan kantuk masih belum hilang setelah bangun.

Leonis Death Magnus, Raja Iblis Undead yang bangkit di dunia seribu tahun kemudian dengan membawa rencana untuk menghidupkan kembali pasukannya.

Melalui ritual sihir, ia bereinkarnasi setelah waktu yang lama, tapi entah bagaimana tubuhnya kembali seperti semula ketika ia masih manusia.

...Haa~, tubuh manusia sangat merepotkan.

Raja Iblis yang mengenakan piyamanya, berguling di tempat tidur. 

Sejak ia dalam tubuh manusia, ia seringkali bermimpi.

Memikirkan itu mengingatkannya kembali akan mimpi terakhirnya sebelum menjadi raja iblis. Tepatnya, ketika Raja Iblis sebelumnya, Zole Vadis, menaklukkan benua. 

Pada saat itulah ia akan mencoba duduk sambil menyipitkan matanya dari silaunya sinar matahari ketika ia tiba-tiba membatu dan matanya melebar. 

Apa yang nampak di depan matanya ialah belahan dada yang naik-turun dengan lembut.

Sebagian kancing baju tidurnya terlepas, dan pakaian dalam putihnya sedikit mengintip.

Ia terkesiap dan membalikkan tubuhnya-—menjauhkan pandangannya dari wajah tidur seorang gadis cantik. Rambut putih keperakannya bersinar di bawah sinar matahari pagi. Bibirnya yang berwarna merah ceri mengeluarkan desah tidur yang indah. Kulitnya halus dan putih bagai susu. Bulu mata cantik yang membingkai kelopak matanya sedikit bergetar. 

Lisellia Ray Christallia. 

Dia adalah murid di Akademi Holy Sword dari Kota Taktis Ke-7 atau Seventh Assault Garden dan juga gadis yang membangunkan Leonis dari tidur panjangnya di reruntuhan.

Leonis langsung menyingkirkan selimutnya dan mengangkat setengah tubuhnya.

“...huh, ya ampun...”

Ia mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dadanya yang berdetak tidak nyaman (reaksi fisiologis terhadap tubuh manusia), sambil menatap wajahnya yang tertidur dengan mata setengah terbuka.

Dengan ujung jarinya, ia menyodok pipinya yang lembut.

“...N, Nn.. Nn.. ”

Merasa terganggu, gadis itu membuka matanya. 

Mata es biru, jernih seperti danau, menatap Leonis dengan linglung.

“Selamat pagi, Selia-san—”

“Ah, Leo ..... kun ..... selamat pagi.”

Ketika ia memanggilnya, gadis itu menjawabnya dengan suara mengantuk. 

.....Familiar ini, meskipun ia adalah vampir, ia selalu kekurangan darah dan kelihatan lemas di pagi hari.

“Kenapa kamu ada di tempat tidurku?” tanya Leonis. 

“Eh? Ummm ...”

Lisellia bergegas memalingkan muka dan melihat ke arah lain.

“Tak ada gunanya mencoba jadi imut dan menipuku, kamu tahu?” kata Leonis dengan heran. 

Ini adalah kamar yang baru ia beli untuknya (Leonis sebenarnya menginginkan peti mati batu yang nyaman untuk tidur, tapi ditolaknya), dan kamar Lisellia yang harusnya berada ada di ruang sebelah. 

“Leo-kun, kamu tampak seperti sedang bermimpi buruk jadi... ”

Leonis terdiam dan memikirkannya sebentar. 

Ia ingat ia bermimpi tentang Rosellia ketika tidur. 

“Memangnya aku terlihat seperti itu?”

“Ya... ”

Lisellia bersandar setengah dan dengan lembut meletakkan tangannya di kepalanya yang berantakan.

Seribu tahun yang lalu, ketidaksopanan terhadap Raja Iblis seperti itu akan mengantarkan bawahannya ke kehancuran instan. Tetapi wajah Leonis hanya terlihat sedikit kesal dan tak berusaha untuk menyingkirkan tangannya.

Sebaliknya, ia tak keberatan bila kepalanya ditepuk olehnya.

Mungkin karena tindakan itu mengingatkannya pada gerakan gadis itu, saat mereka berpisah pada hari yang jauh. 

“Sekarang aku baik-baik saja. Hanya bermimpi tentang masa lalu.”

Leonis mengangkat wajahnya ketika ia merasa sedikit malu.

Lalu—

Ia perhatikan bahwa matanya yang jernih memiliki sedikit cahaya merah di dalamnya.

“... Apa cuma itu saja?”

“Eh?”

“Kamu datang ke tempat tidurku untuk menginginkan darah, bukan?”

“Uh... ”

Lisellia tak tahu mau jawab apa.

Iris matanya yang berubah merah merupakan reaksi terhadap keinginan yang meningkat untuk menghisap darah.

Leonis meletakkan tangannya di lehernya, tetapi tak ada bekas gigitan.

“Jadi kamu tak menggigit leherku saat aku tidur ya.”

“Ya ........ kan aku sudah janji agar tak mengisapnya tanpa izin....”

“... Begitu.”

Jangan mengisap darah tanpa izin.

Dia tampaknya menepati janji itu dan dengan sabar menahan dorongan mengisap. 

...ini mengesankan. 

Sekali setiap beberapa hari, seorang familiar yang baru berubah menjadi vampir akan diserang rasa haus yang hebat. Meskipun dia adalah undead tingkat tinggi, Vampire Queen, itu pasti sulit untuk menahan dorongan. 

Ia adalah orang yang tak peduli meskipun ia belum membangkitkan kekuatan Holy Sword selama bertahun-tahun, ia terus belajar dan berusaha keras.

Kekuatan mentalnya mungkin jauh lebih kuat daripada orang kebanyakan. 

Walaupun ia mungkin merasa sangat menderita.

“Sebenarnya tak masalah kamu mengisap darahku.”

Leonis menyodorkan jari telunjuknya. 

“B-benarkah?”

“Ya, tentu.” jawabnya dengan anggukan.

Ia mungkin bersikap terlalu lunak terhadap familiarnya, tapi bagaimanapun juga, ia berubah menjadi Undead bukan karena ia ingin. Lisellia Ray Crystallia kehilangan nyawanya karena melindungi Leonis.

Tak ada cara lain bagi Leonis yang tak bisa menggunakan sihir suci untuk menghidupkannya kembali selain menggunakan sihir Realm of Death untuk membuatnya abadi. 

...Karena itulah, aku akan memberimu darahku sebanyak yang kau mau. 


“Baik, aku usahakan untuk tak menyakitimu.”

“Ah, itu lebih baik.”

Rasa sakitnya tidak ada, sebaliknya ia hanya merasakan sedikit kesemutan yang menjalar di jarinya. 

Kappu. Bibir Lisellia mulai menyentuh ujung jarinya——

Taring kecilnya menusuk dan mengigitnya dengan hati-hati. 

“...n, amu.... ”

Dengan suara yang menggoda, Lisellia dengan asyiknya menjalin lidahnya di jari Leonis.

Chupa, Chupa. Bunyi mengisap dan menjilat jari, bergema di ruangan yang sunyi.

“..... ~Uh, Se-selia-san....”

“... Hm... Ama (apa)?”

Dengan mata mabuk, Lisellia menatapnya. 

“Kamu terlalu tak senonoh.”

“E, ehhhh!?”

Lisellia tersentak dan buru-buru melepaskan bibirnya, pipinya memerah karena malu.

&&&&



“Maafkan aku. Aku jadi terlalu terbawa suasana... ”

“Aku tahu. Tak kusangka Selia-san itu orangnya mesum.”

“...~Uh, Leo-kun jahat ....”

Berdiri di dapur dengan celemeknya, wajah Lisellia memerah sambil mata berkaca-kaca.

...Hmm, mungkin aku terlalu berlebihan menggodanya, pikir Leonis.

Tentu, apa yang dikatakannya hanyalah candaan semata, ia tak berpikir Lisellia seperti itu. 

Karena ia tahu bahwa hanya perawan murni dan tak ternoda yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi untuk menjadi undead tingkat tinggi, Vampire Queen.

Dan sarapan pun sudah siap di atas meja kecil.

Ada sepotong roti gandum dipanggang dalam oven sampai permukaannya hampir gosong, dengan susu, mentega, keju, telur rebus, salad sayuran segar yang dipanen dari kebun budidaya tanaman dan sup jagung. Dan ada juga anggur.

Ketika ia mengigit roti gandum, uap naik dengan lembut, membuat aroma enak yang menggelitik lubang hidungnya.

Meski dulunya ia punya tubuh yang tak perlu makan, anehnya ia menjadi cepat terbiasa dengan hal ini.

Sejauh menyangkut makanan, tubuh yang kurang nyaman ini tak terlalu buruk, pikirnya. 

“Leo-kun, kamu juga harus makan sayur-sayuran.”

Lisellia mencoba menyajikan salad di piring Leonis.

“Iya aku tahu. Tolong jangan perlakukan aku seperti anak kecil.”

“Bukannya kamu memang masih kecil. Kamu jarang makan sayuran lho.” kata gadis yang peduli dengan kesehatan. 

Leonis kini memang terlihat seperti bocah polos berumur sepuluh tahun. Karena Lisellia biasa merawat anak-anak di panti asuhan, ia sepertinya punya kecenderungan untuk ingin merawat setiap anak kecil kapan pun setiap ada kesempatan. 

Dengan ragu-ragu, ia mengunyah sayuran renyah yang tak begitu ia suka.

Lisellia mengangguk puas melihatnya lalu mengetukan jarinya ke terminal di dinding, untuk melihat informasi.

“Kelihatannya pemulihan kota berjalan dengan baik...” katanya. 

Apa yang ditampilkan di layar terminal adalah alat berat yang mengeluarkan puing-puing dalam jumlah besar. 

Puing-puing jejak kehancuran besar-besaran yang disebabkan oleh serangan Void. 

Void——suatu bentuk makhluk asing yang muncul dari ruang kehampaan. 

Enam puluh empat tahun yang lalu, tiba-tiba makhluk tersebut muncul di dunia ini, mendorong ras manusia ke ujung kepunahan.

Bentuk mereka menyerupai monster kuno, tetapi ekologi mereka secara spesifik masih belum diketahui.

Dari mana mereka berasal, mengapa mereka menyerang umat manusia, dan apa tujuan mereka?

Void Lord, yang ternyata Great Sage Arkil Degladiolus sendiri, yang menyerang Seventh Assault Garden dengan gerombolan Void, tampaknya memiliki beberapa informasi tentang serangan itu.

...Tapi dia sudah ku lenyapkan dengan 〈Dainsleif〉-ku, pikir Leonis, sedikit menyesal.

Tetap saja, ia masihlah Enam Pahlawan. Ia bukan lawan yang bisa diajak negosiasi dengan mudah.

Tampaknya menghilangnya Void Lord yang memimpin Stampede secara tiba-tiba dianggap orang-orang sebagai akibat dari tertelannya oleh ledakan mendadak 〈Magic Reactor〉 yang merupakan sumber kekuatan kota taktis.

Tidak mungkin mereka akan percaya kalau Raja Iblis dalam bentuk bocah laki-laki sepuluh tahunan ‘lah yang melenyapkannya. 

“Sore nanti, tim inspeksi yang dikirim dari Ibukota Kekaisaran akan datang. Yang Mulia Puteri Altilia tampaknya akan memimpin armada kapal untuk mengirim lebih banyak personel dan persediaan bantuan.”

Yang Mulia Puteri, ya...

Leonis berpikir. 

Ia tertarik dengan royalti di dunia ini.

Setelah ia menemukan inkarnasi Roselia dan membangun kembali Pasukan Raja Iblis, ia pikir ia mungkin akan melawan Kekaisaran Manusia atau bisa jadi membentuk aliansi dengan mereka.

Aku kira ini adalah waktu yang tepat untuk berhubungan dengan kekuatan yang ada di dunia ini...

Mungkin sulit bagi bocah sepertinya untuk bisa berhubungan dengan royalti.

Sambil memikirkan ini, Leonis menghabiskan sarapannya.

&&&&

Pukul 11.30 Waktu Standar Kekaisaran. Di laut dekat bekas Benua Kegelapan. 

Kapal perang kerajaan <Hyperion> dari <Integrated Empire> mendekati <Seventh Assault Garden> bersama dengan tiga kapal pengawal.

Rute kapal itu cukup rumit. 

Dengan empat belas pendekar Holy Sword, meskipun kapal-kapal ini dipersenjatai dengan baik seperti kapal perang anti-Void, mereka masih akan tenggelam jika mereka tiba-tiba menabrak karang 〈Void〉.

Karena itu, mereka mengambil jalan memutar sambil memantau lokasi di mana "karang" berada lewat radar.

“——Yang Mulia Puteri, kapal akan berlabuh di <Kota Taktis ke-7> seperti yang direncanakan.”

“Saya mengerti. Itu hal yang bagus.”

Bridge utama kapal yang menghadap ke laut——

Gadis itu mengangguk dengan tenang pada Kapten Kesatria Pengawal.

Mata hijau giok memberikan kesan seorang gadis berkemauan kuat.

Rambut pirangnya terlihat seperti sinar matahari dikepang. 

Gadis yang baru berumur sebelas tahun ini adalah orang yang bertanggung jawab atas kapal ini.

Puteri keempat Kekaisaran, Altilia Ray Ortialise. 

Dia adalah putri bungsu dari keluarga Ortialise, salah satu dari tiga keluarga kerajaan yang memerintah <Integrated Empire>, negara federal kemanusiaan dengan kota manuver taktis sebagai pusatnya.

Seekor makhluk meringkuk seperti bola putih bersih di pangkuan gadis itu. Itu bukan binatang.

Bukti dari hal ini adalah pendaran samar dari bulu di tubuh putihnya dan batu permata merah di dahinya.

Spirit—<Carbuncle>. 

Makhluk sihir yang sudah ada sejak zaman kuno.

Mampu berkomunikasi dengan spirit tersebut, merupakan bukti bahwa ia terkait dengan darah kerajaan.

“Yang Mulia, ini tentang masalah untuk menghibur warga di kota——” kata kesatria dengan hormat. 

“Masih terlalu berbahaya untuk menunjukkan wajah Anda di depan publik.” lanjutnya. 

“Itu sudah menjadi tugas keluarga kerajaan.” kata Altilia dengan sikap dewasa yang tampak tak sesuai untuk usianya.

“——Tapi, ada banyak musuh keluarga kerajaan.”

Seperti katanya, ada banyak musuh di Kekaisaran. 

Di antaranya adalah faksi-faksi aristokrat dari rezim lama, sebuah perkumpulan rahasia keluarga pedagang yang disebut Perusahaan Senjata Isaac, teroris bersenjata yang dipimpin oleh sub-human, revolusioner, dan bahkan Kultus Apocalypto yang memuja Void sebagai penyelamat umat manusia.

Bahkan dengan Seventh Assault Garden yang memiliki Akademi Holy Sword, tak menutup kemungkinan di sana juga ada bahaya.

“Dalam menghadapi ancaman Void, ini bukan waktunya bagi kita untuk menyerang sesama.”

“S-saya juga berpikir begitu, tapi ...”

Kapten Kesatria yang terlihat jujur mendengus getir.

Altilia mendesah kecil.

“Baiklah, bagaimana kalau kita ubah menjadi pidato di kapal.”

“Itu lebih aman.” kata Kapten sambil membungkuk dalam-dalam. 

“Bagaimana dengan pesta malam?”

“Ha, untuk yang itu, administrasi Akademi Holy Sword telah mengkonfirmasi identitas para undangan.”

Pesta malam, adalah pertemuan sosial dengan tujuan mengundang warga sipil dari Kota Taktis ke-7 ke Hyperion ini untuk mendengar suara langsung dari mereka.

Termasuk siswa dari Akademi, mereka akan mengumpulkan berbagai ahli dari kalangan warga kota untuk membawa kembali pengetahuan (informasi) berharga dari mereka yang hidup di benteng garis depan itu ke Camelot.

Altilia sangat menantikan kesempatan ini untuk bertukar kata langsung dengan warga.

Selain itu....

Gadis itu berpikir dalam hatinya.

Ia sudah mendengar bahwa ia punya saudara perempuan di Kota Taktis ke-7.

Dia adalah saudara perempuan yang telah berpisah sebelum ia lahir, yang wajahnya, atau bahkan namanya saja, ia tak tahu.

Kuharap aku bisa bertemu dengannya.....

Andai saja, kakakku telah membangkitkan kekuatan Holy Sword dan terdaftar di Akademi——

Mungkin kita bisa bertemu.

Ia merasa ada harapan meski hanya sedikit sambil memeluk Carbuncle di pangkuannya. 

Di atas lautan sana, kota maritim yang bisa disebut Mega Float yang sangat besar mulai terlihat. 

&&&&

Holy Sword Activation —— <Bloody Sword>!!”

Srinnnnnnnnk!! 

Bilah pedangnya diayunkan ke bawah dan menghancurkan skeleton warrior itu menjadi berkeping-keping.

“Masih belum....”

Sebuah suara bergema di area pelatihan dalam ruangan yang disewa.

Lisellia memutar dan menjatuhkan kepala musuh di belakangnya.

Tapi warrior itu, yang kepalanya telah diterbangkan, menangkap serangannya tanpa peduli.

Tak ada titik vital atau kelemahan pada warrior undead.

Sama seperti Void, mereka takkan binasa kecuali dihancurkan dengan serangan yang sangat kuat. 

Ditambah tipe "Holy Sword" miliknya——lawannya kini terlalu sulit untuk dikalahkan hanya dengan pedangnya.

Sebuah lengan kurus terentang untuk meraih leher rampingnya. Merasa akan tercekik, Lisellia memutar kaki kirinya pada poros, 

“...uh, kurang ajar—!”

Tendangan penuh dilepaskannya. Menari-nari indah rambut putih keperakannya. Pinggang warrior itu patah dan terguling menjadi dua.

Kemampuan fisik dari teknik bertarung vampir memang jauh lebih kuat daripada pukulan biasa.

Meskipun kemampuan fisiknya telah diperkuat, keterampilannya bukanlah sesuatu yang bisa diperkuat dalam satu hari saja. 

Bukan hanya ilmu pedangnya yang mengesankan, tapi juga keterampilan seni bela dirinya.

Gerakan tubuh defensif-nya yang mengesankan pun juga jelas menunjukkan upaya mati-matian yang telah ia lakukan dalam bayang-bayang sampai sekarang.

Mendaratkan kaki kanannya yang berayun, ia menendang lantai untuk mengambil langkah besar dan kemudian mengayunkan pedangnya.

Kepala skeleton yang berbentuk binatang dihancurkan dengan pukulan yang diisi dengan Mana.

 “Ha-ha-ha-ha-ha-ha!”

Pundaknya naik-turun lantaran habis napasnya namun tanpa keringat. Itu wajar sebab ia adalah undead. 

“Aku masih bisa melakukannya!”

Berbalik, Lisellia memberi Leonis senyum yang mempesona.

Holy Sword —— kekuatan keajaiban yang bintang-bintang anugerahkan kepada umat manusia untuk kalahkan Void.

Kekuatan yang terwujud dalam berbagai bentuk senjata seperti pedang, katana, busur, kapak, staf, dan lain-lain tergantung pada bagaimana kepribadian pengguna Holy Sword yang membangkitkannya. 

Kekuatan yang baik secara jenis maupun fundamental sangat jauh berbeda dari sihir Leonis.


Deorang gadis yang sudah lama sekali ingin kekuatan itu untuk melindungi orang-orang, sayangnya ia tak pernah berhasil membangkitkannya. Namun, kini ia berhasil. 

Leonis berkata dalam benaknya sambil tersenyum.

....Dia melebihi harapanku. Aku harus mengembangkan kemampuannya agar bisa menjadi pedang yang melindungiku.

Tak ada masalah dengan kekuatan sihirnya tapi tubuhnya tak lebih dari bocah yang rapuh. Bisa saja ia menggunakan mantra untuk memperkuat fisiknya, tapi itu masih ada batasnya.

...Kurasa sudah waktunya untuk mengajarinya sihir tingkat pertama.

Vampire Queen merupakan familiar tingkat tinggi yang tak hanya kuat dalam hal kekuatan fisik tapi juga Mana.

Kemampuan berpedang Lisellia mungkin masih di bawah Sakuya Sieglinde, yang merupakan siswa junior kelas satu juga sesama anggota Peleton ke-18. Namun, bila ia dilatih menjadi "Pendekar Pedang Sihir" yang menggunakan sihir, mereka mungkin akan imbang.

...Membesarkan familiar dengan baik itu menyenangkan sekali, bukan?

Mulut Leonis sedikit terdistorsi hanya untuk memampangkan senyum yang jahat. 

“Leo-kun, kamu pasti sedang memikirkan hal-hal buruk, kan?”

Mata menyipit Lisellia menatapnya.

“A, aku tak memikirkan apapun kok.”

“Jangan membohongi mata onee-san ini.” katanya menatap langsung ke mata Leonis. 

“Ya ya, selanjutnya Skeleton Raksasa.” kata Leonis, berkilah. 

Saat Leonis mengangkat staf-nya——

Tulang-tulang yang seharusnya sudah hancur dengan cepat menyatu kembali dan berubah menjadi raksasa besar.

“M-makhluk apa itu?”

“Latihanmu hari ini akan selesai setelah kamu mengalahkannya.”

“Heee!?”

Itu terlihat kuat, tapi Leonis pikir itu bukan lawan yang sulit ia hadapi sekarang.

“Hei, Leo-kun, mau kemana kamu !?”

“Aku sudah punya kartu ID, jadi aku akan pergi ke perpustakaan.”

“...lah, Leo-kun!”

Dengan suara dentingan pedang di punggungnya, Leonis pun meninggalkan tempat latihan.

&&&&

Begitu ia meninggalkan tempat latihan, ia pun menuju ke perpustakaan Akademi.

Tujuannya adalah pada buku-buku kuno yang disimpan atau benda-benda peninggalan yang digali dari situs reruntuhan.

Meskipun data yang relatif baru sudah masuk ke perangkat terminal, ia masih ingin mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan teknologi sihir dan Proyek Kota Taktis sejak invasi Void. 

Ada juga buku-buku kuno yang menggunakan mana, terutama buku sihir, namun sayangnya datanya tak bisa diduplikasi, jadi ia perlu membaca yang asli.

(——Aku perlu mendapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum membangun kembali Pasukan Raja Iblis.) 

Meremehkan kekuatan informasi dapat menyebabkan kekalahan pada pasukannya. 

Ia berusaha agar tak melakukan kesalahan yang sama di zaman sekarang ini.

Struktur arsitektur bangunan Perpustakaan Akademi adalah desain linier dengan dinding putih yang mengelilinginya.

Dibandingkan dengan Arsip Kebijaksanaan di Kerajaan Rognath, ini jauh lebih kecil, mungkin karena buku-buku dari periode ini disimpan sebagai data tekstual.

Leonis menggesekkan kartu ID yang dimilikinya untuk melewati gerbang.

Di waktu seperti ini, masih ada beberapa siswa di sekitar. 

Ketika cewek-cewek melihat Leonis, mereka berbisik, "Oh, lihat anak laki-laki itu" dan "Manisnya~♪" dengan suara pelan.

Tapi orang yang dilihatnya hanya mengabaikannya dan langsung menuju ke gerbang belakang. 

Ketika ia menggesekkan lagi kartu ID-nya, gerbang itu tiba-tiba bersinar merah dan suara peringatan singkat terdengar.

“Apa ini?”

Ketika ia berkata begitu sambil memiringkan kepalanya--

『——Siswa umum tidak diizinkan masuk』

Makhluk mirip burung hantu yang memancarkan cahaya pucat, muncul.

....Hm, kurasa itu bukan makhluk hidup, kan?

Mata raja iblis Leonis segera melihat identitas aslinya.

“——Tidak mungkin, jangan-jangan itu <Spirit>!?”

Ia terkejut. 

Spirit adalah istilah umum untuk semua makhluk magis yang diciptakan dari sihir bulan.

Bagaimana bisa roh masih ada di zaman ini ketika para dewa telah binasa?

“Kau penjaga gerbang?”

Leonis bertanya pada spirit itu.

『Saya adalah pengelola ruang penyimpanan ini.』

“Aku siswa di Akademi ini. Biarkan aku lewat.”

Spirit itu diam sesaat dan kemudian——

『——Anda tidak memiliki otoritas untuk melakukan itu.』

“Apa katamu? Apa kartu ini tidak berlaku?”

『Akses ke ruang penyimpanan membutuhkan izin dari Administrasi.』

“....Begitu. Jadi bagaimana cara aku mendapat izin?”

Leonis dengan sabar bertanya.

『Kirimkan dokumen Anda ke Kantor Administrasi. Jika dipastikan tidak ada masalah, persetujuan akan diberikan dalam beberapa minggu.』

“Beberapa minggu...?”

Leonis menggeram di belakang tenggorokannya.

Ia terbiasa menunggu, tetapi apakah Leonis, yang terdaftar sebagai warga negara terlantar, akan disetujui?

....Sungguh menyebalkan.

Memang mudah untuk mengubah spirit ini menjadi abu, tapi pasti akan menimbulkan kegemparan.

Aku bisa menyuruh Shirley untuk menyusup——

Dan, pada saat itulah—

“Anak muda~♪”

Tiba-tiba, penglihatan Leonis menjadi gelap.

Seseorang menutup matanya dari belakang.

“Fufufu, coba tebak~”

Fuyon. Ia merasakan massa lembut di punggungnya. 

Leonis bersikap tenang, meskipun ia sebenarnya gugup.

“Hm, anak muda, kamu menikmati sensasi dadaku sambil berpura-pura sopan, ya?”

“Aku tidak tahu kesopanan seperti itu.”

Leonis berbalik ketika ia bergumam heran.

Dan di depannya——

Seorang gadis cantik berambut pirang twintail yang tergerai di kedua sisi kepalanya.

Namanya Regina Mercedes, pelayan Lisellia dan anggota se-peleton dengannya. 

Dia baik hati dan suka membuat manisan buatannya sendiri untuknya, tapi ia punya kebiasaan menggoda Leonis dengan cara ini.

Ditatapnya Leonis dengan mata biru kebiruannya sambil tersenyum padanya dengan cekikikan.

“Regina-san, kenapa kamu di sini?”

“Aku ke sini untuk mengembalikan ini.”

Regina mengeluarkan perangkat video dari tasnya dan menunjukkannya kepadanya.

“Kamu juga, mau apa ke sini, nak. Mau cari buku mesum bukan di sini tempatnya.”

“T-tidak! Aku ke sini mau meminjam buku saja.” kata Leonis, agak spontan. 

Regina pun mengalihkan pandangannya ke spirit yang berdiri di depan gerbang.

“.... Mungkin kamu mau ke ruang bawah tanah?”

“Um, ya...”

Ia menatap Leonis dengan ekspresi keraguan.

... Aku harus ngomong apa ya.

Apa masih tidak wajar baginya yang berusia sepuluh tahun untuk tertarik pada buku kuno? 

Leonis diam sejenak untuk mencari-cari alasan. 

“Ku pikir itu bisa membantu mengembalikan ingatanku ...”

“Ingatan?”

“Tempat aku dikurung tersegel dengan huruf-huruf kuno. Jadi itulah mengapa ku pikir dengan memeriksa buku-buku kuno, aku bisa mendapatkan sedikit petunjuk—”

Anak laki-laki terlantar yang diculik Void dan hilang ingatan——

Itulah yang tertulis dalam laporan yang diserahkan ke administrasi. Mungkin terlalu aneh membuat alasan ingin memeriksa ruang bawah tanah hanya demi mengembalikan ingatannya. 

Lalu Regina membungkuk di depan wajah Leonis.

“...Begitu, kamu begitu putus asa untuk mencari cara mengembalikan ingatmu ya.”

Dia mengusap lembut kepala Leonis, menyisir dan membelai rambutnya.

“Oke. Serahkan semuanya kepadanya onee-san ini.”

Regina mengangguk dan berbalik menghadap ke spirit burung hantu.

“Tuan spirit, bisakah saya memasukinya dengan otoritas saya?”

『Regina Mercedes, tidak ada otorisasi yang diberikan—』

“Entah bagaimana caranya, boleh ya~♪”

Regina berkata sambil menyentuh kepala spirit itu.

“Izin ... masuk ...— diterima.”

Lampu peringatan padam dan gerbang pun terbuka.

Leonis terkejut.

....Jangan bilang dia mengacaukan spirit itu!

Bahkan Leonis, yang telah menguasai sihir sampai ke akar-akarnya, tak bisa melakukan itu.

........ Hanyalah seorang pendeta puteri, sang elementaler, yang bisa melakukan hal seperti itu.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Yahh, sesuatu.”

Regina menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya.

“Aku bisa menggunakan sedikit kekuatan spirit.” bisiknya. 

“Tolong jangan beri tahu siapa pun, tapi anggota di Peleton ke-18 sudah tahu sih.”

“Ohh, jadi kamu elementaler?”

“Yah, itu bukan sesuatu yang hebat kok. Yuk masuk.”

&&&&

Ada pintu lift di balik gerbang.

Itu adalah alat sihir canggih yang menerapkan sihir kontrol gravitasi. Saat Leonis menjejakkan kakinya di atasnya, lift mulai bergerak pelan ke bawah.

Benteng Death Hold di Necrozoa pun juga memiliki alat yang mirip ini, tetapi cara kerjanya lebih primitif, yaitu dengan menggunakan skeleton sebagai penarik tali dengan katrol.

....Tak diragukan lagi teknologi zaman ini sudah sangat maju, tidak heran ilmu sihir mengalami kemunduran.

Benaknya dalam hati. 

Tapi, apa yang lebih mengganggunya adalah spirit sebelumnya. 

Leonis pun bertanya.

“Regina-san, burung hantu yang tadi itu spirit, bukan?”

“Un, lebih tepat itu disebut <Artificial Elemental> yang diproduksi oleh Fillet.”

“Artificial Elemental?”

Leonis memiringkan kepalanya ketika mendengar kata-kata asing itu.

“Mereka adalah spirit yang diciptakan dengan teknologi sihir. Tak seperti spirit asli, mereka hanya mampu melakukan hal-hal sederhana.”

“Menciptakan spirit...”

Sihir untuk menciptakan spirit juga  pernah dipelajari pada zaman Leonis meskipun pada akhirnya menemui kegagalan. 

Fakta mereka menciptakan spirit buatan dan mengoperasikannya sebagai teknologi inti makin membuatnya terkejut lagi. 

—Ia ingin bertanya apa yang terjadi pada spirit yang asli. 

“Apa yang terjadi dengan spirit alami?”

“Ah, Spirit Origin atau Wild Elemental, begitulah sebutannya.”

Regina mengangguk sebelum melanjutkan. 

“Dari yang aku dengar, sebagian besar Spirit Origin yang disebutkan dalam legenda menghilang sebelum invasi Void pertama. Tapi diduga mereka masih ada di hutan purba, meskipun belum banyak penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki mereka.”

“... Jadi begitu.”

Sampai batas tertentu, hal itu memang yang diharapkannya.

...Tapi katanya spirit masih ada?

Spirit tak memiliki batas umur dengan kata lain mereka abadi. Kalau ada spirit tingkat tinggi yang memiliki kemampuan berkomunikasi, ia mungkin bisa mendapatkan informasi dari mereka dari sebelum ia terbangun. 

Menganggapnya sebagai informasi penting, Leonis akan selalu mengingat itu di dalam dadanya.

Lift berhenti saat mereka sampai di lantai dasar bawah tanah. 

“Itu menakjubkan...”

“Ya, ini juga pertama kalinya aku melihatnya.”

Berada di tengah ruangan ialah wadah kaca silinder besar sebagai tempat pengabadian, dengan banyak buku-buku di dalamnya. Mungkin sekitar ratusan. 

“Mana buku yang mau kamu pinjam?” tanya Regina. 

“Yang mana ya. Ternyata ada lebih banyak dari yang aku harapkan, jadi yang--.”

Tak ada buku spesifik mana yang ia akan pilih untuk tujuannya. 

Karena yang ia inginkan hanyalah informasi tentang peristiwa sebelum invasi void yang tak ada dalam database, jadi ia memutuskan untuk mengambilnya secara acak.

Leonis mengulurkan tangannya dan menjerat beberapa buku dengan Lengan Bayangannya.

“Ah, anak muda——”

“Ada apa?”

“Kamu bisa membacanya di sini, tapi kamu tidak bisa membawanya pulang. Aku mungkin bisa menipu Spirit penjaga gerbang, tapi data buku tersebut harus diambil secara terpisah.”

...Hm, begitu ya. 

Itu mungkin buku yang disimpan dengan sangat ketat, jadi siswa tak diperbolehkan untuk membawanya keluar.

“Aku bisa menyalinnya.”

“Itu ide bagus...”

Leonis pun mengeluarkan pulpen dari saku baju seragamnya.

Tentu bukan pulpen tulang, tapi barang canggih yang ia beli di akademi, yang secara otomatis mengeluarkan tinta.

Kemudian Leonis memanggil gulungan kosong dari Realm of Shadow. Saat ia melafalkan mantranya, pena itu mulai bergerak sendiri, lalu dengan cepat menyalin isi dari buku kuno. 

——<Otisima>.

Sihir asli yang dikembangkan olehnya sendiri untuk memproduksi gulungan sihir secara massal.

“Apa itu kekuatan Holy Sword?”

“Yah, semacam itu.”

Tak butuh waktu lebih dari satu jam untuk menyelesaikan penyalinan semuanya.

“.... Kalau sudah, waktunya kita keluar, anak muda.”

“Ya, terima kasih atas bantuannya, Regina-san.”

Ketika Leonis menundukkan kepalanya, Regina melambaikan tangannya dengan ringan sebelum mereka mulai kembali ke atas.

&&&&

Di suatu tempat di Seven Assault Garden, Blok 6. Itu dikenal sebagai "Zona Suaka Khusus untuk Sub-human", adalah lingkungan alami buatan (biotope) yang terdiri dari danau air tawar dengan kemampuan pemurnian air dan hutan buatan yang luas.

Berjumlah kurang dari sepertiga dari seluruh penduduk kota, ada sekitar 20.000 jiwa tinggal di sana.

Kebanyakan dari mereka adalah sub-ras dan terpisah dari warga kota. 

Sub-ras —— istilah kolektif untuk beastmen, elf, dan iblis yang menghuni hutan, gunung, dan pulau sebelum rencana Kekaisaran untuk menyatukan ras manusia terealisasikan. 

Enam puluh empat tahun yang lalu. Sub-ras yang turut terancam punah oleh kemunculan Void, disatukan bersama ras manusia oleh Kekaisaran atas nama perlindungan.

Di situlah mereka, disediakan hutan buatan untuk bisa mereka huni. 

Di sebuah kuil dengan struktur berlapis, yang dindingnya sudah tertutupi tanaman rambat dan lantainya sudah kropos sehingga tampak seperti bangunan yang ditinggalkan—

Sekelompok pria berjubah abu-abu berkumpul bersama di atas lantai. Berjumlah sekitar dua puluhan, mereka semuanya bersenjata. 

Atmosfer ketegangan memenuhi tempat itu. 

“Seperti yang kalian ketahui, hari ini Puteri Altilia Keempat akan memasuki Kota Taktis dengan menaiki kapal perang Hyperion untuk menghibur orang-orang kota.”

Suara geraman rendah terdengar di lantai.

Suara itu datang dari seorang pria perkasa dan terlatih yang terlihat jelas bahkan di balik jubahnya.

Wajahnya yang terlihat di bawah tudungnya adalah wajah singa hitam.

Bastet Colossus.

Berasal dari klan Shamal, ia terkenal paling suka berperang di antara para beastmen, dan sebagai pemimpin dari kelompok militan <Faksi Serigala Hitam>, ia telah melancarkan banyak serangan teroris terhadap Kekaisaran.

Setelah terkepung di aula pertemuan tersembunyi, yang mengakibatkan lebih dari dua ratus korban dari orang-orangnya, ia berpindah dari satu kota taktis ke kota lain, melatih simpatisan di tempat persembunyiannya. 

Sudah delapan bulan yang lalu ia berpindah ke kota taktis ke-7.

Bersembunyi di biotope, membuatnya sulit terpantau oleh Administrasi, dan mereka diam-diam mengasah cakar mereka.

“Ya, aku menantikannya. Aku menantikannya. Kita bisa membunuh para manusia bajingan sombong itu sampai mati lagi.” kata pria kecil dari ras beastmen sambil menjilat lidahnya. Dia adalah serigala assassin. 

“Tapi, Tuan Bastet, kau yakin wanita itu bisa dipercaya?”

Seorang wanita bertubuh besar yang berdiri di balik dinding membuka mulutnya.

Di dahinya, ada tanduk yang tajam. Salah satu ciri dari seorang Daimon.

“Wanita itu memberi kita kekuatan. Itu fakta.”

“Itu benar, Elza. Kita diberinya kekuatan yang sama dengan manusia, Holy Sword!”

“——Fufu, tidak ada yang namanya Holy Sword.”

“....!?”

Tiba-tiba, suara itu terdengar.

Semua orang yang hadir melihat ke belakang dengan tersentak.

“——Itu pemberian dari Dewi, namanya Demon Sword, kalian tahu?”

Tak ada yang tahu berapa lama ia berada di sana.

Seorang wanita berkulit coklat, cantik, dan mempesona berdiri di pintu masuk ke lantai. 

Penampilannya terlihat berusia sekitar dua puluh tahun jika diterapkan pada manusia.

Tapi rasnya adalah Darkelf. Penampilannya tidak perlu ditanyakan. 

Di tangannya, dia memegang pedang hitam legam yang mengeluarkan aura menakutkan.

“——Jadi kau ke sini, penyihir.”

Bastet memanggilnya sambil meludahkannya.

——Scharnak dari Hutan Kegelapan.

Beberapa minggu sebelum penyerbuan oleh Void Lord, seorang wanita yang menyatakan namanya muncul sendirian di aula pertemuan rahasia Kelompok Faksi Serigala.

Dia berkata kepada mereka, anggota-anggotanya yang kelihatan mengecewakan.

“Aku memberi kalian berkat dari seorang dewi.” katanya

Dan kemudian Scharnak mulai memberikan kekuatan harapan kepada mereka.

Berbeda dengan kekuatan ajaib yang telah diberikan bintang kepada ras manusia yang paling lemah, Holy Sword.

“Apa kalian menyukai kekuatan Dewi?”

Scharnak tersenyum mempesona.

“Kenapa kau membantu kami, penyihir?”

“Karena itulah kehendak Dewi.”

“Kehendak Dewi——?”

Bastet menggeram di belakang tenggorokannya.

...penyihir ini menyembunyikan sesuatu.

Instingnya sebagai beastman memberitahunya bahwa wanita ini adalah racun yang berbahaya.

Tapi, kekuatan <Demon Sword> yang wanita ini bawa memang nyata.

Sekarang bukan waktunya untuk memikirkannya.

Jika rencananya berhasil, rekan-rekannya yang tertawan di Kota Kekaisaran akan berhasil dibebaskan. 

“Aku bisa untuk menyabotase kapalnya. Serahkan padaku.”

“Itu kapal perang Kekaisaran. Menembusnya sangat sulit.” 

“Aku akan memanggil nihility.”

“Apa?”

Bastet mengerutkan keningnya.

Kemudian miasma hitam merembes keluar dari bilah Demon Sword di tangan Scharnak.

“——Servant Dewi ini, nihility, akan memberimu bimbingan.”



Related Posts

Posting Komentar