The Undetectable Strongest Job: Rule Breaker - Chapter 20 Part 1 Bahasa Indonesia

Posting Komentar

Chapter 20 Part 1 — Kehidupan di Dunia Lain dengan Skill Stealth-nya

Mari kita mundurkan waktu saat kereta yang membawa Lavia baru saja menyelesaikan istirahat pertamanya dan mulai bergerak lagi.

Lavia duduk di dalam kereta yang bergoyang, menatap tangannya yang diborgol di pangkuannya. Termenung, ia sedang memikirkan sesuatu. Pemuda bernama Hikaru belum kembali sejak saat itu. Dia mengatakan akan menyelamatkannya hari ini karena dia tidak bisa menghancurkan penjara sihir. Namun pemuda tersebut belum melakukan kontak sama sekali jadi dia mulai berpikir pemuda itu hanya memberi harapan sia-sia. Dengan kata lain, Hikaru hanya berbicara manis padanya.

Hanya ada tiga pengawal. Tiga itu akan mudah diterobos hanya dengan jumlah. Tetapi Lavia berpikir tidak mungkin itu dapat dilakukan. Bahkan jika ada orang yang menginginkan kekuatannya, mereka tidak akan mengambil risiko melawan Raja.

Lavia menghela nafas panjang.

“Haaaa~” (Lavia)

“Di negaraku ada pepatah yang mengatakan ‘Kebahagiaan akan hilang saat kau menghela nafas’.” (Hikaru)

“Tapi aku menghela nafas panjang karena ...” (Lavia)

*Bikun* (Sfx: Terkejut, yang biasanya ada di anime)

Lavia mengguncang tubuhnya. 

Apa itu tadi?

“Jangan angkat suaramu sekarang atau aku akan tertangkap basah.” (Hikaru)

Duduk di kursi di dalam kereta adalah seorang pemuda laki-laki berambut hitam dan mata yang sama-sama hitam.

“Ah, aa, a—” (Lavia)

“Kau ingin tahu bagaimana aku sampai di sini?
Akan kujelaskan, tapi aku masih belum mempercayaimu.” (Hikaru)

“Percaya ...?” (Lavia)

“Aku akan memberitahukan semuanya setelah kau benar-benar bebas dan aku bisa mempercayaimu. Apa itu tak apa-apa?” (Hikaru)

Tidak ada yang baik atau buruk. Lavia tidak tahu bagaimana harus menjawab. Dia masih menatap tak percaya pada Hikaru - pada pemuda yang muncul entah dari mana.

Orang ini adalah penyelamatku.

Satu-satunya hal yang harus bisa dia percayai adalah Hikaru pasti akan menyelamatkannya dari sini.

Hikaru telah mengasumsikan setiap kemungkinan pola pengawalan sebelum dia melaksanakan rencananya. Apa yang benar-benar dia khawatirkan adalah kuncinya. Kuncinya ada berapa?

Berapa banyak kunci untuk membuat Lavia bebas?

Skenario terburuk yang dia bayangkan ialah Master Guild Alkimia akan menemani pengawalan. Master guild akan membuat penjara sihir dan pergi bersama iringan ke ibukota. Dia kemudian akan membuka kunci di sana. Jika itu terjadi, Hikaru tidak punya pilihan lain selain membunuh Master Guild dalam perjalanan untuk membuat Lavia melarikan diri. Untungnya, dia sibuk. Hikaru menyelinap ke Guild Alkimia untuk memeriksa jadwal guildmaster dan mengetahui bahwa dia akan makan malam dengan seseorang hari ini di sebuah restoran di Pond.

Skenario terburuk berikutnya ialah ada beberapa kunci. Misalnya, mereka memiliki dua kunci yang identik, satu di Pond dan satu di ibukota. Dengan kata lain, tidak ada yang membawa kunci dalam perjalanan. Dalam hal ini…

  • Setelah Lavia naik, kereta akan dikunci.
  • Seorang kesatria atau seseorang dari mansion meletakkan kunci di brankas.
  • Hikaru kemudian mencuri kunci dari brankas. 
  • Mengejar kereta.
  • Kembalikan kunci ke brankas setelah Lavia diselamatkan.


Itulah langkah-langkah yang akan diambil Hikaru.

Untungnya kusir membawa kuncinya. Itu adalah kasus terbaik yang bisa dia bayangkan.

Satu lagi kemungkinan merepotkan adalah saat Lavia ditahan pada kereta itu sendiri, mungkin ada penahanan tambahan lagi di dalam tudung kereta. Dalam hal ini, Hikaru akan membutuhkan kunci yang berbeda untuk membebaskannya. Lebih buruk lagi kalau itu mirip dengan penjara sihir, tapi untungnya Guildmaster Alkimia hanya memborgolnya dengan borgol yang akan lepas sendiri setelah batas waktu yang ditentukan. Itu adalah keputusan yang masuk akal - tidak perlu kunci, tapi masih cukup untuk menahannya. Keberuntungan tersenyum pada Hikaru. Yang harus dia lakukan hanyalah mengeluarkannya dan menunggu waktu saatnya borgol bisa dilepas.

Hikaru juga mempertimbangkan kemungkinan skenario lain. Dia telah mengkonfirmasi untuk setiap situasi dan juga memeriksa lokasi brankas untuk kunci kemarin. Namun kenyataannya lebih mudah. Hanya satu kunci yang dibutuhkan dan kusirnya juga membawanya. Pengemudi itu selalu ada di kursinya sehingga dengan Stealth sudah cukup gampang untuk menyelinap dan mengambil kuncinya.

Sebelumnya, Hikaru menuju ke ruang bawah tanah dan melihat Guildmaster Alkimia memborgol Lavia. Begitu Lavia ditempatkan di kereta dan tahu bahwa kusir membawa kuncinya, dia langsung menuju ke gerbang.

Dia menunggu di sana dan ketika kereta sedang diperiksa oleh penjaga, Hikaru naik ke atap dan berbaring. Kereta itu begitu kokoh sehingga tidak ada kemungkinan atapnya akan roboh. Sejenak darahnya membeku ketika kuda itu berbalik, merasakan berat yang tiba-tiba bertambah.

Kemudian ia berbaring telentang di atas sampai istirahat pertama selesai. Kereta itu sendiri besar sehingga bahkan tanpa menggunakan Stealth-nya, para petualang tidak bisa melihatnya. Kemudian, setelah istirahat pertama berakhir dan kereta mulai bergerak lagi, ia menyelinap ke arah kusir, mengambil kunci, membuka gembok dan masuk ke dalam tudung kereta. Hikaru sudah mengantisipasi bahwa dengan Stealth dan kelas pekerjaannya diatur ke Stealth God: Darkness Wanderer, para petualang tidak akan melihatnya, tetapi untuk amannya, dia melakukan semua ini setelah sebuah rombongan pedagang lewat.

Dan itulah bagaimana dia muncul di hadapan Lavia.

“Gunakan selimut dan bantal untuk membuatnya terlihat seperti kau sedang tidur. Kalau ini belum cukup maka kemasi pakaianmu dan pakai ini.”

Dengan trik ini, bahkan jika mereka mengintip ke dalam, mereka akan mengira kalau dia masih di dalam. Pelarian tidak akan segera ditemukan. Dari ranselnya, Hikaru mengambil jubah cokelat polos untuk menyembunyikan borgol.

Sekarang, masalahnya dimulai dari sini.

Ada masalah yang harus ditangani terlebih dahulu sebelum melarikan diri. Lavia tidak memiliki skill Stealth. Namun, itu hanyalah asumsinya.

“Lavia, aku punya pertanyaan menyangkut penyelamatan ini”

“?”

“Aku bisa melakukan apa saja kalau aku bisa menyelamatkanmu, kan?”

“…Un.”

Lavia hanya mengangguk tanpa bertanya. Hikaru juga mengangguk sebagai balasan. Sekarang dia bisa menggunakan poinnya tanpa khawatir.

【Soul Board】 Lavia
Umur: 14 Peringkat: 6
0

【Magical Power】
..【Mana】11
….【Magic Principle】2
..【Spiritual Affinity】
….【Fire】5

Ohh ...

Dia hampir mengeluarkan suara. Ini sangat tidak seimbang. Hikaru tidak bisa mengatakan padanya secara langsung tapi semua poin dialokasikan ke Magical Power. Dia belum pernah melihat jumlah besar seperti 11 dan 5 bahkan pada petualang berpengalaman. Kecuali Unken.

Aku bisa mengerti mengapa Raja menginginkan kekuatannya ...

Magical Power-nya tinggi dan mahir dalam sihir api. Selain itu, dia memiliki Skill tak dikenal yang disebut Magic Principle. Hikaru merasa kesal karena dia tidak bisa membaca deskripsi di Soul Board orang lain.

Karena sisa poinnya nol, aku tidak bisa menguatkan stealth-nya ... Tapi masih ada cara lain.

Ia tertarik pada bidang namanya. Seharusnya Lavia D. Morgstad, tetapi hanya Lavia yang ada di sana. Itu berarti jauh di dalam dirinya, dia benar-benar menyingkirkan nama keluarganya.

Tidak ada pilihan lain.

Hikaru membuka Soul Board-nya sendiri.

【Soul Board】Hikaru
Umur: 15 Peringkat: 16
10

【Vitality】
【Magical Power】
【Physical Strength】
..【Strength】1
【Agility】
..【Power Burst】1
..【Stealth】
….【Life Obfuscation】1
….【Mana Obfuscation】1
….【Imperceptibility】5 (MAX)
……【Assassination】3 (MAX)
【Intuition】
..【Detection】
….【Life Detection】1
….【Mana Detection】1

Ada sepuluh poin yang tersedia. Hikaru menempatkan satu poin pada Life Obfuscation dan Mana Obfuscation.

Ada Group Obfuscation. Aku tahu itu.


【Group Obfuscation】 Memberikan Life Obfuscation, Mana Obfuscation, dan Imperceptibility kepada siapa pun yang bersentuhan langsung dengan tubuh pengguna. Maks: 5. 
Efek yang didapat tergantung pada jumlah poin masing-masing skill.

Jadi dengan kata lain mengalokasikan poin ke Group Obfuscation sampai maksimal tidak ada gunanya kalau poin ketiga skill lainnya masih kosong.

Dia memiliki dua poin dalam Life Obfuscation dan Mana Obfuscation saat ini. Bahkan jika dia memasukkan tiga poin di Group Obfuscation, efeknya akan terbatas hanya dua poin.

Sesuai harapan.

Dia sekarang memiliki 8 poin tersisa. Dia menambahkan satu poin lagi untuk Life Obfuscation dan Mana Obfuscation serta tiga poin pada Group Obfuscation.

Dengan ini dia akan bisa memberikan Lavia dengan Skill Stealth tiga poin. Lavia tidak mendapatkan berkah dari kelas pekerjaan, karena dia tidak memiliki Guild Card. Dia masih khawatir, tetapi dia harus percaya bahwa itu cukup untuk menyembunyikannya dari pandangan.

Life Detection Nogusa hanya punya satu poin. Bahkan pahlawan nasional Unken hanya punya dua poin di Obfuscation dan satu poin pada Group Obfuscation. Hikaru berpikir tiga poinnya adalah margin yang cukup aman. Hikaru juga menyiapkan langkah lain untuk jaga-jaga.

Aku bisa menggunakan sisa tiga poinku, tapi lebih baik simpan dulu. Yang tersisa hanyalah ...

Dia memeriksa Guild Card-nya. Dia berharap ada kelas pekerjaan baru yang disebut “Group Obfuscation God” atau sesuatu, tetapi tidak ada.

Mungkin karena poinnya belum maks.

Tapi ada yang baru bernama “Dull Town Night Burglar God: Town Thief”.

Pasti karena semua penyelinapan yang telah aku lakukan ... Ya, dengan begini bertambahlah satu alasan untuk tidak menceritakan bidang kelas pekerjaan kepada siapa pun.

Sementara itu, Lavia sudah selesai dengan persiapannya.

“Sekarang saatnya. Bersiaplah untuk melarikan diri dari kereta.” (Hikaru)

“Bisakah kamu memberi tahuku apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku pikir akan jauh lebih mudah untuk bergerak jika aku tahu rencananya.” (Lavia)

“Benar juga. Untuk membuat kereta tampak masih terkunci aku menggembok pintunya lagi. Kita akan pergi keluar bersama. Tapi sebelum itu aku harus mengembalikan kuncinya ke tempat semula, menggemboknya lagi, lalu kita melompat. Setelah itu kita bersembunyi di balik pohon atau semak-semak di sisi jalan.” (Hikaru)

“... Apakah akan berhasil...?” (Lavia)

“Aku hampir lupa sesuatu.” (Hikaru)

Hikaru enggan berbicara, tetapi dia harus mengatakan padanya sambil menahan rasa malu.

“Selama kita bergerak, pegang tanganku dan jangan pernah lepaskan.” Katanya sambil mengulurkan tangan kirinya.

Apa maksudnya? Pikir Lavia. Melihat pipi Hikaru agak merah, pipi Lavia ikut memerah juga.

“…Ya.” (Lavia)

Dengan pelan Hikaru menggenggam tangannya. Tangannya ramping dan oh sangat rapuh.

“Hei, Nogusa! Di depan!” (Rekan 1)

“Apa itu? Ada orang pingsan?” (Rekan Kedua)

“Maaf permisi. Bisakah Anda berbagi air? Saya baru saja tersesat dan akhirnya keluar dari hutan.” (Orang tersesat)

Sesuatu yang tidak biasa terjadi di luar. Itu adalah langkah terakhir yang diambil Hikaru untuk jaga-jaga. Dia telah meminta Kelbeck dari Guild Bandit untuk mengalihkan perhatian para petualang sejenak. Bayarannya 20.000 gilan.

Hikaru ingin mengeluh kalau itu adalah penipuan, tetapi dia mau tak mau harus membayarnya.

“Ayo pergi.”(Hikaru)

Hikaru melepas gembok dan membuka pintu, menyeret Lavia bersamanya. Saat dia membuatnya berdiri di tangga, matanya melebar.

Para petualang dengan kuda mereka mengendarai kedua sisi. Tetap waspada terhadap pria di tengah jalan, mereka juga mengawasi sekeliling.

Itu adalah taktik penyergapan umum. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan kereta, lalu menyerang dari kedua sisi. Mereka tidak membayangkan bahwa orang yang mereka kawal akan kabur. Hikaru segera naik ke atap, merayap ke pengemudi, mengembalikan kunci, dan kembali ke Lavia. Ini adalah bagian yang paling penting. Jika Lavia terlihat, semuanya akan berakhir. Dia merasa sangat lega saat dia memegang tangannya sekali lagi. Dengan Group Obfuscation, mereka bisa melarikan diri tanpa terlihat.

“Jangan sampai lepas dari tanganku.” (Hikaru)

“Iya.” (Lavia)

Begitu dia memasangkan kembali gemboknya, Hikaru menendang pijakan dan mereka melompat, terbang di udara. Kereta menjadi jauh. Nogusa masih mendekati pria yang pingsan di jalan.

“Di sini.” (Hikaru)

Hikaru mengamati sekelilingnya sebelum menuju ke semak-semak di sisi jalan - berlawanan dengan tempat pria yang pingsan. Jaraknya hanya lima meter yang membuat Lavia tegang dan merasa jantungnya akan meledak keluar dari dadanya.

Mengapa mereka tidak memperhatikan kita?

Siapa orang itu?

(TLN: Orang yang pingsan)

Kenapa Hikaru begitu penuh percaya diri?

Terlalu banyak pertanyaan terlintas di benaknya.

Tapi mereka akhirnya bisa sampai ke semak-semak tanpa diketahui dan berhasil melarikan diri.

“... Tetap waspada. Kita belum sepenuhnya aman.” (Hikaru)

“!” (Lavia)

Dia menguatkan dirinya. Mereka masih di jalan raya. Petualang akan kembali dengan tergesa-gesa jika mereka menyadari bahwa mereka kehilangan Lavia.

“Ada sebuah desa kecil sekitar dua kilometer di belakang dari sini. Para rombongan pedagang biasanya berhenti di sana untuk beristirahat. Kita akan diam-diam mencari tumpangan.”

“... Jaraknya cukup jauh.” (Lavia)

“Kalau saja ada rombongan pedagang lewat sekarang.” (Hikaru)

Mereka menjelajahi semak-semak, menjauhkan diri dari Nogusa, sebelum kembali ke jalan.

“Sekarang apa? Ke mana kita akan pergi dengan rombongan pedagang?” (Lavia)

“Kita akan bersembunyi di Pond.” (Hikaru)

“…eh?” (Lavia)

“Wajahmu bertanya mengapa bersembunyi di tempat yang kemungkinan besar akan dicari.” (Hikaru)

“Benar ... mengapa harus Pond?” (Lavia)

“Menurutmu siapa yang akan dicurigai membantu atau menculikmu?” (Hikaru)

Lavia merenungkan pertanyaan itu sejenak.

“... Seorang bangsawan terkemuka, atau mungkin seseorang dari luar kerajaan? Tapi aku ragu ada orang dari luar yang tahu kemampuanku.” (Lavia)

“Tepat sekali. Hampir pasti bangsawan akan dicurigai. Dan Pond berada di bawah kendali langsung raja karena banyak bangsawan yang membangun rumah mereka di sana.” (Hikaru)

“Jadi Pond akan diselidiki.” (Lavia)

“Karena di bawah kendali langsung raja, dia bisa memerintahkan kota untuk digeledah secara paksa. Setiap bangsawan tahu bahwa Pond bukanlah tempat persembunyian yang ideal dan mereka akan menganggap kalau pelakunya melarikan diri ke wilayahnya sendiri. Tentu saja, kota itu akan digeledah secara kasar, tetapi begitu itu selesai, kau bisa bersembunyi di sana dengan aman.” (Hikaru)

“………” (Lavia)

“Wajahmu bertanya bagaimana kau bisa melewati gerbang tanpa terlihat.” (Hikaru)

“Apakah aku benar-benar mudah dibaca?” (Lavia)

“Aku punya cara untuk membuatmu masuk tanpa terlihat, tapi itu rahasia. Aku akan memberitahumu begitu aku percaya....” (Hikaru)

Hikaru tiba-tiba menutup mulutnya. Menarik tangan Lavia, dia menyeretnya keluar dari jalan.

“Apa?” (Lavia)

“Ssh.” (Hikaru)

Mereka bersembunyi di balik pohon kecil.

Related Posts

Posting Komentar